Rabu 29 Jan 2020 12:02 WIB

Uni Eropa Kirim 2 Pesawat untuk Evakuasi Warganya di Wuhan

Uni Eropa hanya akan mengevakuasi warganya di Wuhan yang dalam kondisi sehat.

Rep: Febryan. A/ Red: Nur Aini
 Anak perempuan mengenakan masker masker di atas gendongan seorang pria sambil menyusuri jalanan di Beijing, China, Selasa (28/1). Kematian akibat corona pertama terjadi di luar Wuhan, yakni di Beijing.
Foto: AP
Anak perempuan mengenakan masker masker di atas gendongan seorang pria sambil menyusuri jalanan di Beijing, China, Selasa (28/1). Kematian akibat corona pertama terjadi di luar Wuhan, yakni di Beijing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa (UE) akan mengevakuasi warganya menyusul mewabah virus corona di Kota Wuhan, China. Komisi UE akan mengirimkan dua pesawat untuk mengevakuasi warga negara anggota di Wuhan.

"Dua pesawat akan dimobilisasi melalui Mekanisme Perlindungan Sipil UE untuk memulangkan warga UE dari wilayah Wuhan ke Eropa," kata Komisaris Komisi UE bidang Manajemen Krisis, Janez Lenarčič, dikutip dari laman resmi Komisi Uni Eropa, Selasa (28/1).

Baca Juga

Permintaan bantuan evakuasi pertama UE itu disampaikan oleh Prancis. Pembiayaan penerbangan itu dilaporkan akan ditanggung sebagian oleh UE. Pesawat pertama akan diterbangkan pada Rabu (29/1) pagi. Pesawat kedua akan menyusul pada akhir pekan ini.

Warga UE di Wuhan yang ingin dievakuasi akan dibawa secara bertahap. Namun, proses evakuasi hanya akan membawa mereka yang dalam kondisi sehat alias tak terjangkit virus corona.

Penerbangan pertama akan mengangkut 250 warga negara Prancis. Sedangkan, pesawat kedua akan mengangkut 100 warga negara dari sejumlah negara anggota.

Lenarčič menambahkan, Pusat Koordinasi Tanggap Darurat Uni Eropa juga terus bekerja 24 jam dan berkoordinasi dengan negara-negara anggota, termasuk dengan delegasi Uni Eropa di China dan kedutaan besar China di Brussels. "Dukungan UE lebih lanjut dapat dimobilisasi jika diminta," ucapnya.

Komisaris bidang Kesehatan dan Ketahanan Pangan Komisi UE, Stella Kyriakides, mengatakan, pihaknya siap sedia merespons permintaan negara anggota terkait perkembangan virus corona, baik di Eropa maupun di luar kawasan. "Kami akan terus memantau situasi lewat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa dan terus berkoordinasi dengan negara-negara anggota," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement