Rabu 29 Jan 2020 15:59 WIB

Empat Mahasiswa Pakistan di Wuhan Terinfeksi Virus Corona

Sebagian besar warga Pakistan di China berstatus pelajar atau mahasiswa.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nur Aini
 Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.
Foto: chinatopix via AP
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat mahasiswa Pakistan di kota Wuhan, China, dilaporkan positif terinfeksi virus corona baru atau Novel 201 Coronavirus (2019-nCoV). Kabar itu dikonfirmasi kebenarannya oleh Pembantu Khusus Perdana Menteri (PM) untuk Layanan Kesehatan Dr Zafar Hussein Mirza pada Rabu (29/1).

Mirza mengatakan bahwa sebagian besar orang Pakistan yang tinggal di China adalah pelajar, dan lebih dari 500 pelajar berada berpusat di kota pusat Wuhan.

Baca Juga

Atas nama Perdana Menteri Imran Khan, Mirza meyakinkan keluarga keempat pelajar itu bahwa pemerintah akan bertindak responsif. Begitupun terhadap semua warga Pakistan di China.

“Kami akan merawat mereka dengan cara yang sama seperti merawat anak-anak kami sendiri,” kata Mirza seperti dilansir Pakistan Today, Rabu (29/1).

Mirza mengatakan bahwa pemerintah juga terus berkoordinasi dengan Kantor Luar Negeri serta kedutaan Pakistan di China, terkait perawatan pasien terinfeksi dan perlindungan warga Pakistan di China. 

Di Pakistan sendiri, ada empat orang yang dicurigai terinfeksi virus yang hingga kini masih dalam pemeriksaan dan diawasi. Namun menurut Mirza, keempat orang yang dicurigai terinfeksi itu kondisi kesehatannya berangsur membaik. 

Karenanya Mirza mengimbau agar masyarakat di Pakistan tetap tenang menyikapi wabah 2019-nCoV. Sebab, belum ada kasus korona baru yang dikonfirmasi di Pakistan.

“Bahkan tidak ada satu pun kasus yang dikonfirmasi tentang coronavirus di Pakistan,” kata Mirza.

Sebelumnya diketahui, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan jumlah kematian akibat wabah virus korona baru di negara itu telah meningkat menjadi 132, dengan total sekitar 6.000 kasus yang dikonfirmasi. Sekitar 47 kasus juga dikonfirmasi di 15 negara lain, termasuk di Thailand, Prancis, AS, dan Australia. Namun, hingga kini tidak ada laporan pasien meninggal di luar China.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement