Sabtu 08 Feb 2020 09:55 WIB

Wabah Virus Corona: Ibu Ini Ingin Lihat Jasad Anaknya

Australia melarang warga China memasuki negara itu terkait wabah virus corona

Red:
.
.

Penyebaran virus corona telah memunculkan sejumlah persoalan yang tidak terduga sebelumnya. Seperti dialami seorang ibu asal China yang kesulitan mengunjungi anaknya yang sedang mengalami cedera serius karena kecelakaan di Melbourne.

  • Li Changxiang dalam keadaan mati otak di Royal Melbourne Hospital
  • Ibunya yang masih di China sudah mendapat visa untuk melihat anaknya di Australia
  • Australia saat membatasi perjalanan warga dari China

Anak tersebut, Li Changxiang, usia 22 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas akhir Januari lalu di negara bagian Victoria.

Hari Senin kemarin, rumah sakit Royal Melbourne Hospital mengatakan ia kondisi otaknya lumpuh. Li sedang berada di Australia mengikuti program Work and Holiday Visa (WHV).

Setelah mendengar anaknya terlibat dalam kecelakaan, ibunya, yakni Xing Lin Ren telah berusaha mempercepat pembuatan visa untuk bisa mengunjungi putranya di Melbourne.

Ia ingin melihat anaknya sebelum rumah sakit mencabut mesin yang membantu anaknya bertahan hidup.

Namun pemerintah Australia sebelumnya mengeluarkan larangan kepada warga China untuk datang, karena mewabahnya virus corona.

Dalam wawancara dengan Virginia Trioli di ABC Radio Melbourne, Pejabat sementara Menteri Imigrasi Australia Alan Tudge mengatakan dia bersimpati dengan apa yang dialami Li dan keluarganya saat ini.

"Saya mendapat pemberitahuan dari Komisioner Petugas Perbatasan Australia bahwa mereka sedang mengkaji kasus ini," kata Alan.

Ibu Li tidak tinggal di provinsi Hubei dengan ibukota Wuhan, yang menjadi sumber penyebaran virus corona di China.

Namun berutung, beberapa jam kemudian kantor Menteri Tudge memutuskan jika Xing Lin Ren sudah mendapatkan visa untuk menjenguk anaknya.

"Keputusannnya adalah menyumbangkan organ anaknya"

Angus Yuan, teman Li di Melbourne tidak bisa menahan air matanya ketika ia tahu organ tubuh Li akan disumbangkan.

 

"Rumah sakit bertanya kepada ibu Li apakah dia mau meyumbangkan organ anaknya, dan ibunya harus membuat keputusan yang sulit, karena di China mereka yang meninggal, jasadnya tetap harus utuh." kata Angus Yuan.

"Keputusannya adalah menyumbangkan organ anaknya untuk menyelamatkan lebih banyak orang lagi."

Angus Yuan sudah mengunjungi Li di rumah sakit dan mengatakan keputusan untuk mengambil organ pemuda berusia 22 tahun itu ditunda sampai ibunya Xing Lin Ren bisa melihat putranya.

Yuan mengatakan banyak pihak mendukung agar Xing Lin Ren diberi visa agar dapat berkunjung ke Australia.

"Saya ingin pemerintah Australia memberi kesempatan kepada ibunya untuk melihat putranya untuk terakhir kalinya." kata Angus Yuan hari Jumat pagi.

"Ibunya meminta agar mesin tidak dimatikan sampai dia datang, namun anaknya sudah meninggal, jadi dia hanya ingin melihat jasadnya."

Royal Melbourne Hospital mengatakan Li Changxiang masih dalam kondisi kritis.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement