Rabu 12 Feb 2020 18:11 WIB

Putin dan Erdogan Bahas Krisis Idlib Suriah

Erdogan menyatakan militer Turki akan menyerang pasukan pemerintah Suriah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Idlib, Suriah
Idlib, Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pembicaraan via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (12/2). Mereka membahas tentang perkembangan situasi di Idlib, Suriah.

Menurut layanan pers Kremlin, Putin dan Erdogan mendiskusikan berbagai aspek kegiatan yang dapat mengarah pada penyelesaian krisis di Suriah. "Dengan fokus pada situasi di zona deeskalasi Idlib dan kebutuhan untuk sepenuhnya mengimplementasikan perjanjian Rusia-Turki, termasuk memorandum 17 September 2018," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Erdogan telah mengatakan militer Turki akan menyerang pasukan Pemerintah Suriah melalui darat serta udara. Hal itu dilakukan jika mereka membidik dan melukai tentara Turki di Idlib.

"Jika ada cedera kecil pada tentara kami di pos pengamatan atau tempat lain, saya menyatakan dari sini bahwa kami akan menghantam pasukan rezim (Suriah) di mana pun mulai hari ini, terlepas dari perbatasan Idlib atau garis-garis perjanjian Sochi," kata Erdogan merujuk pada perjanjian gencatan senjata 2018.

Dia mengatakan kelompok oposisi bersenjata di Idlib telah memobilisasi pasukannya untuk mendorong tentara Suriah keluar dari wilayah tersebut. Namun, Erdogan memperingatkan bahwa mereka harus tetap disiplin.

"Kami telah memberi pesan bahwa kami akan bertindak tanpa kompromi dengan mereka yang berasal dari kelompok oposisi yang tidak disiplin dan memberi rezim alasan untuk menyerang," ujar Erdogan.

Turki diketahui mendukung kelompok oposisi yang pernah berniat menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sejak Desember tahun lalu, pasukan Suriah dibantu Rusia terus menggempur Idlib. Ia adalah wilayah terakhir yang masih dikuasai kelompok oposisi bersenjata.

Menurut PBB, lebih dari 300 warga sipil tewas selama pasukan Suriah dan Rusia melancarkan serangan ke Idlib. Sementara, sekitar 600 ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement