REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tiga senator AS akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kiev pada Jumat (14/2). Mereka berusaha untuk memperkuat pentingnya negara tersebut sebagai sekutu strategis AS setelah ia mendapati dirinya berada di pusat persidangan pemakzulan sengit Presiden Donald Trump.
"Hubungan AS-Ukraina sama pentingnya sekarang dengan sebelumnya," Senator Republik Ron Johnson dan John Barrasso serta Senator Demokrat Chris Murphy mengatakan dalam sebuah pernyataan ketika mengumumkan perjalanan mereka.
"Masa depan Ukraina penting bagi Amerika Serikat dan kami harus memastikan Ukraina tahu bahwa kami memandang mereka sebagai sekutu strategis," kata mereka.
Johnson dan Murphy terakhir bertemu dengan Zelenskiy di Kiev pada 5 September, ketika pemerintahnya berhadapan dengan keputusan Trump untuk membekukan hampir 400 juta dolar AS bantuan keamanan.
Murphy mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers di Washington dengan Johnson pada 10 September bahwa para pejabat Ukraina tidak memiliki pemahaman penuh tentang mengapa uang itu mungkin ditahan. Mereka juga menyebut telah mengangkat masalah ini dalam setiap pertemuan selama perjalanan mereka.
Keputusan itu, dan panggilan telepon Trump dengan pemimpin Ukraina untuk membahasnya, menjadi pusat penyelidikan Trump yang mengarah pada pemakzulannya oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Demokrat akhir tahun lalu. Senat yang dipimpin Partai Republik membebaskan Trump pekan lalu. Pembelaannya menyatakan bahwa uang itu telah ditahan karena korupsi di Ukraina, bukan untuk menekan Zelenskiy. Trump menegaskan panggilannya dengan Zelenskiy telah "sepenuhnya benar."
Manajer pemakzulan demokrat berpendapat bahwa Trump menahan uang untuk menekan Zelenskiy untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden Joe Biden, saingan Demokrat untuk Trump ketika ia berusaha untuk ikut pemilihan kembali tahun ini, dan putra Biden, Hunter Biden, yang berada di dewan perusahaan Ukraina. Johnson adalah ketua, dan Barrasso dan Murphy adalah anggota, dari subkomite Senat tentang Eropa dan Kerja Sama Keamanan Regional.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
