Jumat 14 Feb 2020 15:40 WIB

Karangan Bunga di Filipina untuk Cegah Virus Corona

Salah satu toko bunga di Filipina menjual karangan bunga khusus pencegah Corona

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Seorang warga mengenakan masker di depan kios daging sebuah pasar. Salah satu toko bunga di Filipina menjual karangan bunga khusus pencegah Corona. Ilustrasi.
Foto: VIncent Vu/AP
Seorang warga mengenakan masker di depan kios daging sebuah pasar. Salah satu toko bunga di Filipina menjual karangan bunga khusus pencegah Corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA — Salah satu toko bunga di Filipina menarik perhatian banyak orang dengan menjual produk karangan bunga khusus pada Jumat (14/2) yang diklaim sebagai pencegah virus Corona. Dalam buket karangan itu, terdapat tulisan ‘Aku mencintaimu dan jangan terkena virus Corona.

Produk karangan bunga yang diberi nama anti-nCoV itu tak hanya berupa tanaman bunga nan indah. Karangan bunga juga sepaket dengan pembersih, sabun, pasta gigi, masker, dan sarung tangan. Barang-barang ini menjadi pengganti cokelat dan permen yang biasa diberikan pada 14 Februari atau hari yang dikenal bagi sejumlah masyarakat dunia sebagai Valentine.

Baca Juga

Pemilik toko bunga yang menjual buket anti-nCoV itu adalah Mary Jane Villegas. Ia mengatakan telah membuat karangan bunga ini karena khawatir terhadap wabah virus Corona yang begitu cepat menyebar.

“Saya memikirkan hal ini sehingga orang-orang dapat memiliki gagasan bahwa bunga bukan satu-satunya yang dapat Anda berikan saat Valentine," kata Villegas dilansir New York Post, Jumat (14/2).

Bagi banyak warga di Filipina, khususnya di ibu kota Manila, produk bunga ini seketika menjadi populer. Tak sedikit dari mereka yang nampaknya sangat mengkhawatirkan wabah virus Corona yang sejauh ini tercatat telah membuat 1.380 kematian, melampaui jumlah kematian akibat SARS (sindrom pernapasan akut parah) pada 2002-2003.

“Saya memilih buket ini untuk menghindari virus dan ini juga higienis. Saya ingin memberikan hadiah yang berbeda karena saya selalu memberi bunga kepada istri saya,” ujar Mark Richard Gigantone, salah satu pelanggan toko bunga.

Sejak akhir Desember 2019, virus Corona jenis baru terdeteksi pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Sejauh ini total kasus infeksi dilaporkan telah mencapai 63.581 yang 99 persen terjadi di wilayah daratan negara itu.

Di Filipina, ada tiga kasus virus Corona yang dikonfirmasi termasuk satu kematian sekaligus yang pertama terjadi di luar daratan China. Penyebaran virus secara global terjadi dengan kekhawatiran terbesar bahwa penularan sesama manusia, di mana satu orang menyebarkan virus ke orang lain dan orang itu terus menularkannya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menamakan virus Corona jenis baru ini secara resmi sebagai COVID-19. Epidemi ini telah diyakini oleh sejumlah ahli kesehatan di China akan hilang seiring dengan berakhirnya musim dingin yang berlangsung hingga akhir Februari. Cuaca yang hangat dipercaya dapat membuat virus terus melemah.

Wabah virus Corona diperkirakan mencapai puncak pada akhir Februari di daratan China dan kemudian terus bergerak menurun. Meski demikian, sejumlah ilmuwan di seluruh dunia masih meragukan prediksi tersebut dan membandingkannya dengan virus lain, seperti influenza yang bisa berlangsung musiman di hanya sejumlah negara, namun bisa terjadi juga sepanjang tahun di negara lainnya.

sumber : NY Post
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement