Selasa 11 Feb 2020 06:20 WIB

Lima Tentara Turki Tewas dalam Serangan di Idlib Suriah

Pasukan Turki dikirim untuk mencegah konflik di Idlib Suriah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Lima Tentara Turki Tewas dalam Serangan di Idlib Suriah. Foto Ilustrasi: Pasukan Relawan Helm Putih  memadamkan api yang membakar sebuah kendaraan akibat serangan udara pasukan pemerintah di Kota  Ariha, Provinsi Idlib Suriah, Rabu (15/1).
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Lima Tentara Turki Tewas dalam Serangan di Idlib Suriah. Foto Ilustrasi: Pasukan Relawan Helm Putih memadamkan api yang membakar sebuah kendaraan akibat serangan udara pasukan pemerintah di Kota Ariha, Provinsi Idlib Suriah, Rabu (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Setidaknya lima tentara Turki tewas dan lima lainnya cedera dalam serangan oleh pasukan rezim Assad di provinsi barat laut Idlib, Suriah, Senin kemarin waktu setempat. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Nasional negara itu dilansir Anadolu Agency, Selasa (11/2).

Peristiwa itu terjadi setelah serangan serupa oleh pasukan rezim pekan lalu di Idlib yang membunuh tujuh tentara Turki dan satu kontraktor sipil yang bekerja dengan militer Turki, dan melukai lebih dari selusin orang.

Baca Juga

"Pasukan Turki dikirim sebagai bala bantuan untuk mencegah konflik di Idlib, untuk memastikan keamanan perbatasan, dan untuk mencegah migrasi dan tragedi kemanusiaan datang di bawah tembakan artileri yang intens oleh pasukan rezim," kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.

Lebih lanjut dikatakan target musuh segera dihancurkan, menambahkan bahwa pihak berwenang sedang memantau situasi di wilayah yang bergejolak. Pasukan Turki berada di Suriah barat laut, tepat di seberang perbatasan Turki, sebagai bagian dari misi anti-teror dan perdamaian.

Idlib telah menjadi kubu oposisi dan kelompok bersenjata anti-pemerintah sejak pecahnya perang saudara Suriah pada 2011. Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.

Tetapi lebih dari 1.800 warga sipil di sana telah tewas dalam serangan-serangan oleh rezim dan pasukan Rusia sejak saat itu, mencemooh gencatan senjata 2018 dan yang baru yang dimulai pada 12 Januari.

Lebih dari 1,5 juta warga Suriah telah bergerak ke perbatasan Turki karena serangan hebat selama setahun terakhir. Turki tetap menjadi negara dengan pengungsi terbanyak di dunia, menampung lebih dari 3,7 juta migran sejak dimulainya perang saudara Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement