Ahad 16 Feb 2020 22:03 WIB

Presiden China Klaim Telah Ambil Langkah Cepat Atasi Corona

Xi Jinping telah memberi instruksi memerangi wabah corona secepatnya di awal Januari.

Rep: Puti Almas/ Red: Gita Amanda
Presiden China Xi Jinping mengaku telah mengambil langkah cepat mengatasi wabah corona. Ilustrasi Presiden Cina Xi Jinping
Foto: MgIT03
Presiden China Xi Jinping mengaku telah mengambil langkah cepat mengatasi wabah corona. Ilustrasi Presiden Cina Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping mengatakan ia telah mengambil tindakan secara cepat pada hari-hari awal wabah virus corona jenis baru ditemukan di negaranya. Dalam sebuah pidato pada Sabtu (15/2), ia mengaku telah memberikan intruksi terhadap para pejabat agar dapat memerangi wabah secepatnya pada awal Januari.

Pernyataan Jinping dalam pidato tersebut datang setelah Pemerintah Cina mendapat kritik karena dianggap lambat dalam menghadapi virus corona jenis baru yang secara resmi dinamakan sebagai COVID-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada akhir Januari lalu, para pejabat di Negeri Tirai Bambu baru mengumumkan kepada masyarakat mengenai potensi penyebarannya.

Baca Juga

Kemarahan publik datang setelah kematian seorang dokter muda bernama Li Wenliang yang sebelumnya berusaha memperingatkan orang-orang mengenai COVID-19, namun mendapat teguran dari polisi. Ia dianggap mendahului apa yang dilakukan oleh pemerintah, serta para pejabat di Provinsi Hubei, di mana wabah berpusat.

Sejauh ini, Komisi Kesehatan Nasional Cina melaporkan bahwa jumlah kasus terbaru menurun dibandingkan saat puncaknya mencapai 15 ribu pada Kamis (13/2) lalu. Selama tiga hari berturut-turut, jumlahnya mengalami penurunan.

Dilansir NBC, saat ini ada sebanyak 68.500 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, dengan 1.655 kematian dilaporkan pada Sabtu (15/2). Sementara, Komisi Kesehatan Nasional Cina melaporkan sebanyak 9.419 orang yang terinfeksi virus corona di negara itu telah pulih.

Sejak akhir Desember 2019, virus corona jenis baru terdeteksi pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei. Penyebaran virus secara global terjadi, dengan kekhawatiran terbesar bahwa penularan sesama manusia, di mana satu orang menyebarkan virus ke orang lain dan orang itu terus menularkannya.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa masa inkubasi COVID-19 dapat berlangsung selama 24 hari. Dilansir The Epoch Times, tim peneliti yang dipimpin oleh dokter ahli pernapasan cina, Zhing Nanshan menganalisis sekitar 1.100 pasien di 31 provinsi dan 552 rumah sakit.

Dari penelitian itu, ditemukan bahwa masa inkubasi rata-rata virus corona adalah tiga hari, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yaitu 5,2 hari. Namun, masa inkubasi maksimum diketahui adalah 24 hari, lebih lama dibandingkan prediksi sebelumnya yang menyebutkan selama 14 hari.

Para peneliti tidak bisa mengecualikan kemungkinan individu yang terinfeksi dapat menyebarkan ke lebih dari satu orang lainnya. Studi juga menemukan bukti lebih anjut tentang penularan dari manusia ke manusia: sekitar 160 orang, dengan 26 persen diantaranya adalah penduduk non-Wuhan dan tidak melakukan perjalanan ke kota tersebut, baru-baru ini sebelum tertular virus, serta tidak memiliki kontak dengan penduduk setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement