Rabu 19 Feb 2020 09:07 WIB

Virus Corona Kembali Renggut Nyawa Dokter

WHO menilai jumlah kasus virus corona masih berpotensi meningkat.

Seorang dokter pakaian pelindung memeriksa pasien di hotel yang digunakan sebagai tempat isolasi warga di Wuhan, Hubei, China, senin(3/2).
Foto: Chinatopix via AP Photo
Seorang dokter pakaian pelindung memeriksa pasien di hotel yang digunakan sebagai tempat isolasi warga di Wuhan, Hubei, China, senin(3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Penyakit karena virus corona jenis baru (Covid-19) terus merenggut korban jiwa. Pada Selasa (18/2), seorang dokter senior yang juga Kepala Rumah Sakit Wuhan Liu Zhiming meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19. Kabar tersebut disampaikan stasiun televisi Pemerintah Cina. Liu meninggal dunia pukul 10.30 waktu setempat.

Pada awal Februari, jutaan warga Cina diselimuti awan duka karena kepergian dokter Li Wenliang, Dokter Li adalah dokter yang sebelumnya mendapatkan teguran karena mengeluarkan peringatan dini soal virus corona. Puluhan ribu pekerja medis sampai saat ini terus berjuang memerangi penyebaran virus corona yang diyakini pertama kali berasal dari salah satu pasar makanan laut di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei.

Baca Juga

Seperti halnya kematian Li, kabar di kalangan warganet Cina soal kondisi Liu pada Senin malam simpang siur. Pada malam itu, departemen propaganda Partai Komunis dari Komisi Kesehatan Hubei menulis unggahan di media sosial soal kematian Liu. Namun, tak lama kemudian, pihaknya menyebut Liu masih hidup.

"Menurut kerabat Liu, pihak rumah sakit masih berupaya melakukan usaha terbaik untuk menyelamatkannya," kata komisi kesehatan dalam unggahan berikutnya.

Komisi kesehatan menambahkan, informasi sebelumnya didapatkan dari teman baik Liu yang tidak mengetahui situasi terbaru. Komisi kesehatan tidak mengunggah pesan apa pun sejak stasiun TV pemerintah mengumumkan kematian Liu pada Selasa pagi.

Beijing dituding menutup rapat keadaan terkait wabah infeksi saluran pernapasan berat akut (SARS) pada 2003. Dalam wabah virus korona saat ini, Beijing diminta terbuka.

Pejabat tinggi bidang kesehatan Cina mengatakan pada Jumat (14/2) bahwa 1.716 pekerja medis terinfeksi oleh virus corona. Enam di antaranya meninggal dunia. Komisi Kesehatan Nasional Cina melaporkan, jumlah kasus virus korona telah mencapai 72.436 kasus pada Selasa (18/2). Hingga kemarin, sudah ada 1.868 korban jiwa akibat virus corona.

photo
Seorang perawat mengecek kondisi pasien yang terjangkit virus corona.

Sementara itu, di luar daratan Cina, kasus Covid-19 terkonfirmasi di Makau dan Hong Kong. Demikian juga dengan sejumlah negara lainnya, yaitu Taiwan, Jepang, Thailand, Singapura, Korea Selatan, Australia, Malaysia, Vietnam, Filipina, Kamboja, Nepal, India, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Mesir, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Rusia, Finlandia, Spanyol, Swedia, dan Belgia.

Jumlah kasus Covid-19 terbesar kedua setelah Cina adalah di kapal pesiar Diamond Princess yang sedang dikarantina di Pelabuhan Yokohama, Jepang. Sejauh ini, ada 518 kasus infeksi virus yang ditemukan, tetapi 454 atau mayoritas berasal dari kapal pesiar.

Cina sempat menyatakan, jumlah kasus infeksi virus corona menunjukkan penurunan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai pernyataan tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati karena tren dapat berubah saat ada populasi baru yang terinfeksi.

"Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah penurunan yang dilaporkan ini akan berlanjut. Segala kemungkinan masih bisa terjadi," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Dalam 24 jam terakhir, Cina telah melaporkan 2.051 kasus baru, termasuk hasil yang dikonfirmasi oleh laboratorium dan berdasarkan pengamatan klinis. Sementara, 25 negara lainnya telah melaporkan 700 kasus.

Kepala Program Kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan, Covid-19 menyerang empat dari setiap 100 ribu orang. Menurut dia, penyebaran virus corona adalah wabah yang sangat serius dan memiliki potensi untuk terus bertumbuh.

"Namun, kita perlu menyeimbangkan dalam hal jumlah orang yang terpengaruh. Di luar Hubei, epidemi ini memengaruhi sebagian kecil orang," ujar Ryan.

Menteri kesehatan baru Prancis baru Olivier Veran menilai virus corona bisa menjadi pandemi. Pandemi terjadi ketika virus ini menyebar ke seluruh dunia. Ia mengatakan, Prancis sudah siap mengatasi setiap kemungkinan. Menurut dia, sistem kesehatan Prancis cukup kuat dan lengkap.

Veran menambahkan, empat orang pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus corona baru masih berada di rumah sakit. Pekan lalu, ada seorang turis Cina lanjut usia yang meninggal dunia karena virus tersebut.

Laki-laki berusia 80 tahun itu menjadi pasien pertama virus corona yang meninggal dunia di Eropa. Jumlah total pasien yang meninggal dunia di Cina sudah mencapai 1.868 jiwa. n puti almas/rizky jaramaya/lintar satria/reuters/antara, ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement