Kamis 20 Feb 2020 07:22 WIB

Rusia Masih Izinkan Warga China dengan Visa Bisnis Masuk

Visa pemerintah, bisnis, kemanusiaan, dan transit masih diizinkan masuk Rusia

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Penumpang di Terminal F Bandara Internasional Sheremetyevo di Moskow saat tiba dari Beijing, Rabu (19/2). Warga China dengan visa pemerintah, bisnis, kemanusiaan, dan transit masih diizinkan masuk Rusia. Ilustrasi.
Foto: Sergei Chirikov/EPA
Penumpang di Terminal F Bandara Internasional Sheremetyevo di Moskow saat tiba dari Beijing, Rabu (19/2). Warga China dengan visa pemerintah, bisnis, kemanusiaan, dan transit masih diizinkan masuk Rusia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan larangan masuk bagi warga China hanya berlaku untuk visa wisata, pribadi, pelajar, dan kerja. Sementara visa pemerintah, bisnis, kemanusiaan, dan transit masih diizinkan masuk.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengklarifikasi larangan masuk bagi warga China pada Kamis (20/2). Larangan yang diumumkan pada Selasa (18/2) itu sudah mulai berlaku hari ini. 

Baca Juga

Langkah ini dilakukan untuk menghambat penyebaran virus Corona baru yang mewabah di China dan telah menginfeksi lebih dari 75 ribu jiwa di seluruh dunia. Negara-negara lain pun sudah mengambil tindakan serupa.

Sejauh ini Rusia baru mengonfirmasi tiga kasus virus yang kini disebut COVID-19. Dua di antaranya warga Cina yang berada di Rusia dan sudah dirawat serta diizinkan pulang dari rumah sakit. Satu warga Rusia terinfeksi di kapal pesiar Diamond Princess.

Rusia sudah menghentikan sementara operasi semua kereta menuju China dan Korea Utara. Mereka juga menutup perbatasan darat dengan China dan Mongolia serta memperpanjang libur siswa China sampai 1 Maret.

Sebagai bentuk pencegahan, ratusan warga Rusia yang baru pulang dari China tahun ini diperiksa di rumah sakit. Sejauh ini dokter dan perawat mengawasi 14 ribu orang lebih.

China adalah sekutu terpenting Rusia. Langkah ini dianggap dapat menciptakan retakan hubungan antara kedua negara. Hubungan ini semakin penting bagi Moskow terutama setelah relasi mereka dengan Barat memburuk usai Rusia menganeksasi Krimea pada 2014 lalu.

Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova mengatakan larangan masuk ini diperlukan. Sebab Rusia tidak memiliki fasilitas yang cukup untuk merawat semua pengunjung China yang mungkin terjangkit virus di rumah sakit.

"Memastikan kondisi karantina dengan mengawasi ribuan orang pengunjung dari China tidak memungkinkan," kata Golikova.

Larangan masuk sebagian visa ini dapat meminimalisir dampak terhadap hubungan bisnis antara Rusia dan China serta operasi Bandara Internasional Sheremetyevo. Bandara tersebut adalah lokasi transit turis China menuju Eropa.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement