Ahad 23 Feb 2020 16:45 WIB

Penyebaran Virus Corona, Dubes Israel Ikut Dikarantina

Dubes Israel untuk China satu pesawat dengan warga Korsel yang terinfeksi Corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang perawat memeriksa kondisi pasien corona di sebuah rumah sakit di Wuhan, China. Provinsi Hubei, China, melaporkan 630 kasus baru virus corona. Jumlah ini bertambah dari sehari sebelumnya 366 kasus baru.
Foto: Xiao Yijiu/Xinhua via AP
Seorang perawat memeriksa kondisi pasien corona di sebuah rumah sakit di Wuhan, China. Provinsi Hubei, China, melaporkan 630 kasus baru virus corona. Jumlah ini bertambah dari sehari sebelumnya 366 kasus baru.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan, Duta Besar Israel untuk China Zvi Heifetz telah ditempatkan dalam karantina di Beijing.  Heifetz menaiki pesawat yang sama dengan warga dari Korea Selatan yang terdeteksi positif virus Corona.

Pada 15 Februari, Heifetz berbagi penerbangan dari Tel Aviv ke Seoul dengan sembilan warga Korea Selatan yang telah berlibur di Israel selama delapan hari. Setelah penerbangan itu, baru diketahui kelompok tersebut ternyata mengidap virus Corona.

Baca Juga

Seorang juru bicara Kedutaan Besar Israel di Beijing mengatakan, meskipun Heifetz sedang dalam penerbangan, dia duduk di kelas bisnis yang agak jauh dari turis. Dia pun telah mengenakan masker selama perjalanan.

"Duta Besar merasa sangat baik dan telah bekerja sejak dia tiba di Beijing. Ada kemungkinan turis Korea jatuh sakit setelah tiba kembali di Korea," ujar juru bicara tersebut, dikutip dari SCMP.

Sementara itu, laporan The Jerusalem Post, menyatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengadakan pertemuan untuk membahas epidemi COVI-19 pada Ahad (23/2) pagi.

Hal ini berkaitan dengan pernyataan Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Israel Moshe Bar Siman Tov yang mengatakan kemungkinan warga Israel yang terinfeksi virus telah meningkat secara signifikan.

Siman Tov juga memerintahkan semua warga Israel pulang dari daratan China, Hong Kong, Makau, Singapura, Thailand, Korea Selatan atau Jepang untuk mengarantina diri selama dua minggu. Upaya tersebut sebagai bentuk pencegahan yang paling mungkin dilakukan.

Siman Tov pun mempertimbangkan kemungkinan kelompok Korea Selatan ini telah membawa virus ketika berada di Israel. Sembilan warga Korea Selatan kemungkinan telah melakukan kontak dengan ratusan warga Israel selama mereka tinggal, yang termasuk kunjungan ke beberapa kota dan tempat-tempat wisata di Israel dan Palestina.

Setiap warga Israel yang telah melakukan kontak dengan wisatawan yang terinfeksi ditetapkan berada dalam jarak dua meter selama setidaknya 15 menit harus mengarantina diri.

Laporan The Jerusalem Post menyatakan, saat ini sekitar 1.000 turis Korea Selatan di Israel telah diperintahkan untuk tetap terisolasi di hotel.

Kantor berita Yonhap menyatakan, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pun menyampaikan protes keras kepada Israel. Lembaga ini meminta Israel tidak memberlakukan tindakan berlebihan dan tidak masuk akal yang harus diambil terhadap warga negara Korea Selatan. 

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pun menyatakan sedang memantau insiden yang dilaporkan dan memberikan bantuan konsuler aktif kepada warganya yang tinggal di Israel. Mereka akan dievakuasi dari Israel pada tanggal awal jika perlu.  

Tak hanya itu kabar terbaru, Israel telah menolak penerbangan Korea Selatan yang mendarat di bandara Ben Gurion di Tel Aviv, Sabtu (22/2) malam. Pesawat Korean Air ditempatkan jauh dari terminal sementara pihak berwenang mengevakuasi dan mengkarantina 12 warga Israel dan akan mengembalikan sisa penumpangnya ke Seoul pada Ahad sore.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement