Selasa 25 Feb 2020 15:17 WIB

Sekolah di Hong Kong Diliburkan Hingga 20 April

Perpanjangan libur sekolah di Hong Kong karena penyebaran virus corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Petugas berpakaian pelindung menyisir bangunan yang diduga terinfeksi virus corona di Hong Kong, Selasa (11/2). Seluruh warga dievakuasi setelah dua orang penghuninya terinfeksi corona.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Petugas berpakaian pelindung menyisir bangunan yang diduga terinfeksi virus corona di Hong Kong, Selasa (11/2). Seluruh warga dievakuasi setelah dua orang penghuninya terinfeksi corona.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Sekretaris Pendidikan Hong Kong Kevin Yeung mengumumkan pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang libur sekolah hingga 20 April, Selasa (25/2). Hal itu menimbang penyebaran virus corona yang masih terjadi dan justru semakin melonjak angkanya di luar daratan China.

"Karena virus korona belum menunjukkan tanda-tanda selesai, Biro Pendidikan telah memutuskan bahwa semua sekolah di Hong Kong akan memperpanjang penangguhan ini," kata Kevin.

Baca Juga

Kevin mengatakan, kelas akan ditangguhkan sampai setelah liburan Paskah dengan 20 April sebagai tanggal masuk paling awal untuk kembali ke sekolah. Siswa sebelumnya dijadwalkan dapat kembali ke sekolah untuk belajar pada 16 Maret.

Hingga saat ini Kevin menyatakan, Hong Kong menetapkan tanggal tersebut sebagai evaluasi awal. Namun, penetapan tersebut bisa saja berubah seiring perkembangan dari kondisi virus korona.

Banyak sekolah di Hong Kong memutuskan untuk melakukan pembelajaran secara daring melalui panggilan konferensi. Untuk tugas dan ujian pun dilakukan dengan cara yang sama untuk menghindari pertemuan langsung.

Siswa sekolah menengah akan terus mengikuti sebagian besar ujian sesuai jadwal mulai 27 Maret. Beberapa mata pelajaran termasuk musik dan pendidikan jasmani ditunda hingga Mei karena harus dilakukan secara tatap muka.

Keputusan Biro Pendidikan Hong Kong tersebut muncul setelah virus corona menewaskan hampir 2.700 orang di China. Virus itu pun menyebar ke lebih banyak negara di seluruh dunia termasuk Italia, Iran, dan Korea Selatan yang saat ini telah menghasilkan kasus yang terus melonjak. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement