REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Sekretaris Pendidikan Hong Kong Kevin Yeung mengumumkan pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang libur sekolah hingga 20 April, Selasa (25/2). Hal itu menimbang penyebaran virus corona yang masih terjadi dan justru semakin melonjak angkanya di luar daratan China.
"Karena virus korona belum menunjukkan tanda-tanda selesai, Biro Pendidikan telah memutuskan bahwa semua sekolah di Hong Kong akan memperpanjang penangguhan ini," kata Kevin.
Kevin mengatakan, kelas akan ditangguhkan sampai setelah liburan Paskah dengan 20 April sebagai tanggal masuk paling awal untuk kembali ke sekolah. Siswa sebelumnya dijadwalkan dapat kembali ke sekolah untuk belajar pada 16 Maret.
Hingga saat ini Kevin menyatakan, Hong Kong menetapkan tanggal tersebut sebagai evaluasi awal. Namun, penetapan tersebut bisa saja berubah seiring perkembangan dari kondisi virus korona.
Banyak sekolah di Hong Kong memutuskan untuk melakukan pembelajaran secara daring melalui panggilan konferensi. Untuk tugas dan ujian pun dilakukan dengan cara yang sama untuk menghindari pertemuan langsung.
Siswa sekolah menengah akan terus mengikuti sebagian besar ujian sesuai jadwal mulai 27 Maret. Beberapa mata pelajaran termasuk musik dan pendidikan jasmani ditunda hingga Mei karena harus dilakukan secara tatap muka.
Keputusan Biro Pendidikan Hong Kong tersebut muncul setelah virus corona menewaskan hampir 2.700 orang di China. Virus itu pun menyebar ke lebih banyak negara di seluruh dunia termasuk Italia, Iran, dan Korea Selatan yang saat ini telah menghasilkan kasus yang terus melonjak.