Jumat 28 Feb 2020 18:50 WIB

Australia Berlakukan Rencana Tanggap Darurat Pandemik Corona, Apa Artinya?

Para dokter umum katakan mereka tak miliki peralatan memadai tangani situasi pandemik

Red:
.
.

Pemerintah Australia telah mengaktifkan rencana tanggap darurat untuk menangani virus corona, karena virus telah semakin meluas keluar dari China.

  • Lebih dari 80.000 orang telah terjangkit virus corona COVID-19
  • Australia telah mengaktivasi fase yang lebih tinggi yakni tanggap darurat
  • Dokter telah mengatakan bahwa sistem kesehatan Australia telah maksimal sehingga status pandemik akan menyebabkan para tenaga medis kesulitan untuk mengatasinya

 

Klinik khusus untuk mereka yang mengalami demam akan segera dibangun, dokter-dokter yang sudah pensiun akan diminta untuk kembali bekerja, dan sejumlah operasi yang tidak mendesak akan dibatalkan, setelah status tanggap darurat dinaikkan.

Padahal dokter-dokter di ruang gawat darurat sudah mengingatkan bahwa selama ini rumah sakit melakukan operasi rutin sesuai, bahkan melebihi kapasitasnya. Karenanya, kemungkinan besar mereka akan kewalahan menghadapi gelombang pasien akibat status pandemik yang diberlakukan.

Para dokter umum juga mengatakan mereka tidak memiliki peralatan yang memadai untuk menangani situasi pandemik dan meminta secepatnya disediakan alat pelindung.

Hari Kamis (27/02), Pemerintah Federal Australia telah mengaktivasi rencana tanggap darurat dan sekarang berjalan seolah virus corona adalah pandemi.

"Jadi sekarang, semuanya mengarah ke hubungan formal antara negara-negara bagian, di mana kita saling bekerja sama dalam hal persediaan peralatan medis dan obat-obatan, peralatan pelindung, rantai pasokan, dan khususnya personil," kata Menteri Kesehatan Greg Hunt.

"Satu hal yang menjadi fokus kami adalah memastikan ketersediaan personil jika terjadi lonjakan pasien di rumah sakit," tambahnya.

Khawatir tak menerima tambahan pasien

Simon Judkins, mantan presiden Akademi Kedokteran Darurat Australasian, mengatakan rencana darurat Pemerintah solid dan secara tepat berfokus pada pencegahan dan persiapan.

Tetapi dia memperingatkan musim flu yang buruk dapat membuat sistem perawatan kesehatan Australia sangat sibuk, sehingga pandemik virus corona bisa jadi akan membuat mereka lebih kewalahan lagi.

Ia juga mengatakan, rumah sakit akan menjajaki kemungkinan membangun sejumlah klinik tambahan untuk mereka yang demam di luar gedung utama, membatalkan sejumlah operasi yang tidak mendesak, atau memindahkan mereka ke rumah sakit swasta.

Membuat klinik di unit rawat jalan untuk menambah kapasitas rumah sakit juga termasuk dalam rencana agar bisa menampung tambahan pasien.

"Kami tidak memiliki banyak kapasitas tambahan sehingga kami juga tidak bisa begitu saja membuka unit baru dan mendapatkan staf yang baru," kata dr Judkins.

Lebih dari 80,000 orang di seluruh dunia telah terjangkit virus corona ini, dan lebih dari 2,700 orang telah meninggal dunia, meski tak menutup kemungkinan ada kasus yang tidak terdeteksi atau tidak dilaporkan.

Virus ini sudah menyebar ke seluruh benua, kecuali Benua Antartika.

 

Dokter meminta perlindungan

Presiden Dokter Umum Royal Australian College, Harry Nespolon, mengatakan dokter sangat membutuhkan peralatan pelindung, termasuk masker, kacamata dan pakaian pelindung, sehingga mereka dapat dengan aman memeriksa orang yang terduga terjangkit coronavirus.

"Jika akan ada 40 persen warga Australia yang terkena virus corona, pemberian masker untuk setiap orang yang terjangkit tidak akan membantu," katanya.

"Kami tidak ingin sejumlah besar dokter jatuh sakit."

Dr Nespolon juga menyerukan Pemerintah Federal untuk memperkenalkan layanan konsultasi telepon sebagai alternatif pengganti waktu pemeriksaan dokter terhadap terduga pasien virus coronavirus.

"Pasien kemudian bisa tinggal di rumah dan diawasi," katanya.

"Kita perlu langkah-langkah praktis ini sekarang, daripada menunggu sampai ada pandemi."

Dr Nespolon mengatakan banyak dokter merasa kehilangan persiapan dan perencanaan untuk wabah tersebut.

"Kita perlu tahu peran praktik apa yang pemerintah harapkan dari para dokter dan bagaimana mengaplikasikan peran itu dengan benar," katanya.

Dokter juga ingin panduan yang lebih praktis tentang cara menangani kelompok beresiko, seperti orang-orang di fasilitas perawatan lanjut usia yang mungkin menderita komplikasi dari virus.

 

Dokter kemungkinan alami kelelahan

Mary-Louise McLaws, seorang ahli penyakit menular dari Universitas New South Wales, mengatakan pandemik coronavirus akan menyebabkan tekanan besar bagi dokter dan perawat, sehingga mereka perlu mendapat dukungan yang memadai.

"Kita tidak boleh meremehkan tingkat kecemasan yang mereka alami," katanya.

Profesor McLaws mengatakan Australia perlu memperhatikan pelajaran dari epidemi SARS 2003, yang menewaskan ratusan orang di daratan China dan Hong Kong, terutama bagaimana wabah itu mempengaruhi petugas kesehatan.

"Saya menyarankan adanya perawatan pastoral dan perawatan kesehatan mental untuk para pekerja kesehatan yang sedang menjalani lonjakan kapasitas yang sangat besar ini," katanya.

"Dan juga meminta para pekerja medis untuk tidak berada di area klinik setelah waktu kerja berakhir, karena memakai alat pelindung sepanjang hari sangat melelahkan. Di samping itu, menghadapi virus baru juga menguras emosi dan energi."

Dia mengatakan para profesional dari bagian lain dari sistem perawatan kesehatan dapat ditempatkan kembali di departemen darurat dan rumah sakit untuk membantu, dan pensiunan dokter dan perawat diminta untuk kembali bekerja.

 

Tetapi ia menambahkan banyak dari mereka yang bekerja di garis depan tidak ingin kembali ke rumah dan bertemu dengan keluarga mereka karena berisiko menularkan keluarganya.

Karenanya, akomodasi perlu diatur di rumah sakit atau di tempat lain bagi para tenaga medis ini.

Wakil kepala petugas medis Australia Paul Kelly menolak laporan bahwa penyakit itu dapat menginfeksi semua orang di Australia, tetapi mengatakan pihak berwenang sedang mempersiapkan berbagai skenario.

Profesor Kelly juga mengaku terkejut karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan virus corona sebagai pandemi.

"Ketika Anda melihat definisi mereka sendiri tentang apa itu pandemi, itu sebenarnya bukan soal tingkat keparahan tetapi lebih pada level penyebarannya," katanya.

"Dan berdasarkan definisi mereka [WHO], jika ada wabah yang menyebar ... di lebih dari satu negara, di lebih dari satu wilayah di dunia maka saat itulah mereka mengacu definisi pandemi."

Bersiap untuk kemungkinan yang terburuk

Rencana tanggap darurat Pemerintah Australia untuk sektor kesehatan mengakui jika "sistem kesehatan sudah mencapai kapasitas pada masa puncaknya, seperti selama musim influenza yang parah".

Rencana tersebut menjabarkan respon atas tiga tingkat keparahan wabah - rendah, sedang dan tinggi, di mana skenario keparahan yang tinggi dapat memiliki dampak yang serupa dengan pandemi flu Spanyol pada tahun 1918, yang diyakini telah menewaskan 50-100 juta orang di seluruh dunia.

Wabah seperti itu akan masuk ke dalam "prioritas tinggi" di dalam rumah sakit, dengan maksimalisasi perawatan primer dan akut, apotek, perawat dan layanan perawatan lanjut usia.

Secara singkat, jika penyebaran virus kian memburuk, Pemerintah Australia dapat melakukan berbagai langkah, termasuk:

  • Membatalkan pertemuan umum
  • Memaksa orang untuk bekerja dari rumah dan tidak masuk kantor
  • Menunda operasi di RS yang tidak mendesak
  • Menambah jumlah tempat tidur pasien
  • Memprioritaskan layanan kamar mayat
  • Menutup panti jompo
  • Menutup tempat penitipan anak

Artikel selengkapnya dalam Bahasa Inggris dapat dilihat di sini.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement