Selasa 14 Apr 2020 19:32 WIB

Pasien Positif Corona di Garut Bertambah

Total pasien positif Covid-19 di Kabupaten Garut berjumlah tiga orang.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas medis menangani pasien diduga terjangkit corona (ilustrasi).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Petugas medis menangani pasien diduga terjangkit corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut mencatat penambahan satu kasus pasien positif pada Selasa (14/4). Dengan tambahan kasus itu, total pasien positif Covid-19 di Kabupaten Garut berjumlah tiga orang, dua laki-laki dan satu perempuan.

Juru Bicara Covid-19, Ricky Rizki Darajat mengatakan, pasien baru itu berjenis kelamin laki-laki dengan usia 54 tahun. Pasien berasal dari Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut. "Pasien memiliki riwayat perjalanan dari Provinsi Banten dan pulang ke Garut pada 19 Maret 2020," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (14/4).

Baca Juga

Ia menjelaskan, pasien itu sempat berobat ke salah satu fasilitas kesehatan pada 23 Maret. Namun tidak ada perbaikan kondisi kesehatannya. Ia menambahkan, pada 26 Maret, petugas medis memeriksa kondisi pasien di salah satu fasilitas kesehatan. Dari pemeriksaan itu, pasien dinyatakan sebagai orang dalam pemantauan (ODP).

Ricky menjelaskan, sesuai prosedur yang ada, pasien menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di rumahnya. Selama menjalani isolasi, kondisi pasien semakin membaik, bahkan sudah tidak ada lagi keluhan sakit.

 

"Akan tetapi, pada 4 April dilakukan pemeriksaan rapid test dan hasilnya reaktif atau positif. Atas dasar hasil itu, maka dilakukan pemeriksaan selanjutnya dengan pengambilan swab pada pasien ODP itu pada 6 April," kata dia.

Hasil dari tes swab yang dilakukan baru keluar pada Senin (13/4). Dengan hasil itu, Gugus Tugas menyatakan status pasien ODP tersebut berubah menjadi pasien positif.

Menurut Ricky, saat ini pasien melakukan isolasi di salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. Sementara, pihaknya terus melakukan tracing kontak berupa rapid test pada petugas kesehatan sebanyak 12 orang dan mengambil sampel swab pada keluarga kontak erat risiko tinggi sebanyak delapan orang.

Selain itu, pihaknya juga melakukan tracing ke daerah yang pernah didatangi oleh pasien. Sebanyak 19 orang di dua tempat telah didata. "Kita sudah kirim sampel swab kontak erat risiko tinggi ke laboratorium provinsi," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement