Selasa 19 May 2020 15:51 WIB

Anies: Jangan Bicara Pelonggaran, Nanti Rakyat Bingung

Anies mendorong agar semua konsisten dalam menjalankan PSBB.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (tengah) bersama Dirut Bank DKI, Zainuddin Mappa (kiri) dan Ketua Baznas (Bazis) DKI Jakarta, Ahmad Lutfi Fathullah (kanan) berfoto usai melakukan penyerahan bantuan kemanusiaan oleh Bank DKI  di Jakarta, (18/5).  Bantuan senilai total Rp5 miliar ini untuk mendukung penanganan COVID-19 Rumah Zakat dan Baznas DKI Jakarta pemberian APD dan bantuan kemanusiaan tim medis.
Foto: Dok Bank DKI
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (tengah) bersama Dirut Bank DKI, Zainuddin Mappa (kiri) dan Ketua Baznas (Bazis) DKI Jakarta, Ahmad Lutfi Fathullah (kanan) berfoto usai melakukan penyerahan bantuan kemanusiaan oleh Bank DKI di Jakarta, (18/5). Bantuan senilai total Rp5 miliar ini untuk mendukung penanganan COVID-19 Rumah Zakat dan Baznas DKI Jakarta pemberian APD dan bantuan kemanusiaan tim medis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menekankan untuk saat ini, khususnya di Jakarta jangan dulu bicara pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Anies menegaskan jalankan dulu PSBB secara maksimal, bila hasilnya sudah cukup memuaskan baru bicara pelonggaran.

"Tapi saat ini jangan bicara pelonggaran dulu. Konsisten saja jalankan PSBB dahulu. Kalau kondisi saat ini kita sudah bicara pelonggaran maka masyarakat yang akan bingung," kata Anies dalam Seminar Online, "Siapkah Indonesia Menuju Normal Life?", Selasa (19/5).

Baca Juga

Anies menegaskan konsistensi ini harus dijalankan dan tak perlu melihat negara lain dahulu. Ini karena negara lain bisa jadi sudah menerapkan pembatasan yang ketat sehingga hasilnya memuaskan. Tapi kalau hasilnya belum terlihat sudah bicara pelonggaran, maka yang akan bingung masyarakat. "Jadi jangan bicara pelonggaran dahulu," terangnya.

Karena itu, Anies menegaskan kesiapan masyarakat dan Pemda menuju kehidupan normal baru. Kuncinya saat ini lakukan semua langkah pembatasan yang bisa dikerjakan. "Termasuk penerapan sanksi di dalamnya. Nanti biarlah waktu yang menjawab, apakah ini efektif atau tidak."

 

Anies menyampaikan, saat ini semua berhadapan dengan pandemi. Dengan intervensi yang dilakukan sekarang, itu akan membentuk perilaku dan semua butuh waktu. "Jadi tidak otomatis seminggu atau dua minggu langsung terlihat hasilnya," ungkap Anies.

Ia mencontohkan di Jakarta, dia merasa faktor pencegahan penularan yang bisa lebih baik karena masyarakatnya menggunakan masker. Penggunaan masker sangat masif di Jakarta, secara umum hampir semua orang pakai masker di Jakarta. Menurut dia, ini bisa jadi sebuah kenormalan baru, bahwa kedepan kalau berpergian pakai masker.

"Ini adalah kewajaran baru yang harus kita jalani. Ini adalah masa transisinya, ada masa menolak hingga akhirnya masyarakat mulai menerima," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement