Selasa 18 Aug 2020 21:13 WIB

Bill Gates Ungkap Vaksin Baru Bisa Tidak Ideal dan Efektif

Sejumlah kandidat vaksin telah masuk tahap ujicoba pada manusia.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Bill Gates mendukung riset vaksin covid 19 (FOTO: Reuters/Arnd Wiegmann)
Bill Gates mendukung riset vaksin covid 19 (FOTO: Reuters/Arnd Wiegmann)

REPUBLIKA.CO.ID, Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Yayasan Bill Gates bersama sang istri, Melinda melalui Bill & Melinda Gates Foundation telah menjanjikan lebih dari USD350 juta (Rp5,2 triliun) untuk mendukung pengembangan vaksin di beberapa perusahaan farmasi, termasuk Novavax, AstraZeneca dan Johnson & Johnson.

Dilansir dari Observer di Jakarta, Selasa (18/8/2020) meskipun ada konsensus umum di antara komunitas medis bahwa dunia akan memiliki vaksin yang berfungsi pertama pada akhir tahun ini, miliarder sekaligus pendiri Microsoft ini memperingatkan bahwa itu mungkin tidak cukup kuat untuk menyelesaikan semua masalah sekaligus.

Baca Juga: Bill Gates Ungkap Hewan Kecil Paling Mematikan Masih Berkeliaran

"Vaksin awal (baru) tidak akan ideal dalam hal efektivitasnya melawan penyakit dan penularan," kata Gates dalam wawancara dengan Bloomberg.

"Ini mungkin tidak memiliki durasi yang lama, dan ini terutama akan digunakan di negara-negara kaya sebagai tindakan sementara," tambah Gates/

Kabar baiknya, vaksin yang tersedia secara luas dan efektif kemungkinan besar akan tiba tahun depan ketika beberapa vaksin disetujui dan produksi meningkat.

"Dengan begitu banyak perusahaan yang mengerjakannya, kami dapat menanggung beberapa kegagalan dan masih memiliki sesuatu dengan biaya rendah dan durasi yang lama," tambah Gates.

Sejumlah kandidat vaksin, termasuk AZD1222 dari AstraZeneca dan mRNA-1273 Moderna, telah memulai uji coba terakhir pada manusia.

Saat ini, AS dan beberapa negara Eropa, yang merupakan negara-negara kaya telah berlomba untuk mencapai kesepakatan dengan pengembang vaksin. Mereka telah berkomitmen untuk membeli ratusan juta dosis meskipun vaksin tersebut belum terbukti aman dan efektif.

Gates pun menekankan pentingnya membantu negara-negara miskin dalam akses vaksin, pertimbangan tersebut tampaknya tidak menjadi perhatian negara-negara dunia.

“Setiap panggilan yang saya lakukan dengan para pemimpin farmasi dan pemimpin negara adalah dengan tujuan, 'Hei, kita harus melindungi semua orang,'” kata Gates.

Gates mengungkap pihaknya telah mendanai lebih banyak penelitian dan pengembangan daripada negara mana pun.

“Inovasi dan terapi akan mulai menurunkan angka kematian, tetapi tujuan sebenarnya akan datang dari penyebaran infeksi alami dan vaksin yang memberi kita kekebalan,” ujarnya.

"Itu membuat saya merasa, untuk negara yang kaya, kita seharusnya dapat mengakhiri ini hal itu (wabah Covid-19) pada akhir 2021. Dan untuk dunia pada umumnya (akan berakhir) pada akhir 2022," tambahnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement