Kamis 14 Jan 2021 14:27 WIB

Banjir Sukaresik Tasikmalaya Semakin Parah

Hujan dengan intensitas tinggi membuat Sungai Citanduy dan Cikidang semakin meluap

Rep: Bayu Adji P/ Red: Gita Amanda
Polisi menurunkan perahu karet untuk membantu mobilisasi warga terdampak banjir di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (14/1). Banjir akibat luapan Sungai Citanduy dan Cikidang di wilayah itu terjadi sejak Rabu (13/1) pagi. Air belum juga surut lantaran pada Rabu malam hujan dengan intensitas tinggi.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Polisi menurunkan perahu karet untuk membantu mobilisasi warga terdampak banjir di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (14/1). Banjir akibat luapan Sungai Citanduy dan Cikidang di wilayah itu terjadi sejak Rabu (13/1) pagi. Air belum juga surut lantaran pada Rabu malam hujan dengan intensitas tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Banjir yang terjadi di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, sejak Rabu (13/1) pagi semakin parah, pada Kamis (14/1). Hujan dengan intensitas tinggi pada Rabu sore membuat Sungai Citanduy dan Cikidang semakin meluap. Akibatnya, rumah warga yang terdampak semakin banyak.

Kepala Desa Tanjungsari, Amas mengatakan, banjir yang terjadi sejak Rabu pagi sempat surut pada Rabu siang. Namun, hujan dengan intensitas tinggi kembali terjadi pada Rabu sore. Akibatnya, air dari Sungai Citanduy dan Cikidang yang melintas di wilayah itu kembali meluap dan masuk ke permukiman warga.

Baca Juga

"Sekarang hampir 400 KK (kepala keluarga) di tiga kedusunan yang terdampak," kata dia, Kamis siang.

Sebelumnya, pada Rabu sore hanya sekira 40 KK yang terdampak banjir. Saat ini, jumlah warga yang terdampak semakin banyak.

photo
Sejumlah warga melintas jalan yang tergenang banjir di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (13/1). - (Republika/Bayu Adji P.)

Dari rumah ratusan warga yang terdampak itu, tak semuanya kemasukan air luapan sungai tersebut. Terdapat sekira 100 rumah yang kemasukan air. Sementara sisanya, air hanya sampai pekarangan rumah. Sebab, Amas menilai, rata-rata warga Desa Tanjungsari sudah tangguh menghadapi bencana banjir. Rumah warga sudah banyak yang ditinggikan agar air tak masuk ke dalam ketika banjir terjadi.

Kendati demikian, pekarangan rumah warga tetap terendam air. Akibatnya, warga tak bisa melakukan aktivitasnya.

Berdasarkan pantauan Republika di lokasi, banjir juga merendam jalan desa yang menjadi akses utama warga setempat. Ketinggian air di jalan itu mencapai sekira 50 sentimter. Alhasil, kendaraan tak bisa melintas jalan itu. Namun, aparat kepolisian telah menerjunkan perahu karet untuk membantu mobilisasi warga yang hendak beraktivitas.

Selain merendam jalan dan permukiman, banjir di Desa Tanjungsari juga merendam sawah milik warga. Amas mengatakan, sekira 50 hektare lahan sawah terendam banjir. "Sawah itu dalam masa tanam. Kita belum bisa pastikan gagal panen atau tidak," kata dia.

Amas menambahkan, meski ratusan KK yang terdampak, tak ada satu pun yang mengungsi. Menurut dia, warga tak ada yang mau dievakuasi untuk mengungsi. "Masih tetap bertahan," kata dia.

Namun, ia mengatakan, masyarakat membutuhkan logistik untuk memenuhi kebutuhan makan. Sebab, warga tak bisa beraktivitas lantaran jalan masih terendam banjir.

Salah seorang warga, Enung (40 tahun) memilih tetap bertahan di rumahnya meski air sudah masuk ke dalam. Menurut dia, air mulai meninggi sejak Rabu sekira pukul 23.00 WIB. "Air masuk rumah. Barang-barang langsung diamankan," kata dia.

Namun, ia memilih tetap berada di rumahnya. Sebab, menurut dia, warga sudah biasa menghadapi banjir. "Kalau yang lain ngungsi, saya ikut. Tapi tetap siaga juga," kata dia.

Salah seorang warga lainnya, Rosmiyati (38 tahun) mengatakan, banjir juga menghambat aktivitas warga sehari-hari. Sebab, air juga merendam jalan akses utama di Desa Tanjungsari. "Takut kebawa arus, tapi gak ada jalan lagi. Kendaraan juga gak bisa kewat. Takut mogok," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement