Kamis 18 Mar 2021 19:59 WIB

Artis K-Pop Kompak Suarakan Gerakan #StopAsianHate

Gerakan muncul usai penembakan terhadap delapan orang Asia di Atlanta pada 16 Maret.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Penyanyi Korea Selatan, CL.
Foto: @chaelincl/Instagram
Penyanyi Korea Selatan, CL.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kasus serangan antirasial terhadap orang Asia di Amerika Serikat kian meningkat. Hal ini menggerakkan artis K-pop untuk menyuarakan dukungan terhadap gerakan #StopAsianHate yang sedang berlangsung.

Mantan member 2NE1, CL; penyanyi rap Tablo Epik High; dan penyanyi Korea-Amerika Eric Nam menggunakan laman Twitter-nya untuk menggemakan gerakan tersebut.

CL menuliskan, "Kami berdiri bersama. #StopAsianHate". Dia pun mengunggah ulang gambar-gambar berisi kampanye gerakan tersebut.

Begitu juga Eric Nam, dia menuliskan cicitan, "My heart #StopAsianHate". Unggahan itu muncul setelah penembakan mematikan terhadap delapan orang Asia di Atlanta pada 16 Maret. Serangan itu terjadi di tiga bisnis yang dikelola orang Asia di kota itu. Enam dari delapan korban adalah wanita Asia dan empat orang keturunan Korea.

Kepolisian setempat telah menangkap seorang pria berusia 21 tahun, Robert Aaron Long, sehubungan dengan ketiga penembakan tersebut. Belum ada motif yang ditetapkan, tetapi diyakini bahwa penembaknya sengaja menargetkan orang-orang keturunan Asia.

Menurut New York Times, tersangka mengatakan kepada polisi bahwa dia memiliki kecanduan seksual dan melakukan pembunuhan untuk menghilangkan 'godaan' itu. Tersangka juga mengatakan, dia sering mengunjungi panti pijat dan melanjutkan penembakan sebagai bentuk balas dendam.

"Apapun motivasinya, kami tahu mayoritas korban adalah orang Asia. Kami juga tahu bahwa ini adalah masalah yang terjadi di seluruh negeri. Itu tidak bisa diterima, itu penuh kebencian dan harus dihentikan," kata Wali Kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms, seperti dilansir di laman Dazed pada Kamis (18/3).

Sejak awal pandemi Covid-19, kejahatan rasial terhadap orang Asia-Amerika telah meningkat secara dramatis. Menurut kelompok advokasi Stop AAPI Hate, sudah ada 3.800 insiden yang dilaporkan sejak Maret lalu. Di New York City saja, ada peningkatan 867 persen korban kejahatan rasial Asia pada 2020.

"Penembakan yang dilaporkan terhadap wanita Amerika-Asia pada hari Selasa di Atlanta adalah tragedi yang mengerikan, khususnya bagi keluarga para korban. Kita telah menjadi korban dari diskriminasi rasial tingkat tinggi," tulis organisasi itu di Indonesia.

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement