Senin 22 Mar 2021 16:12 WIB

Aktivis Myanmar Serukan Lebih Banyak Aksi Protes

Kekerasan telah memaksa banyak warga Myanmar untuk memikirkan cara perlawanan baru.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Para pengunjuk rasa bersiap untuk membela diri saat mereka berkumpul di kotapraja Tarkata, Yangon, Myanmar Sabtu, 20 Maret 20201. Protes terhadap pengambilalihan militer bulan lalu berlanjut Sabtu di kota-kota di seluruh Myanmar meskipun ada tindakan keras oleh pasukan keamanan yang telah merenggut lebih dari 200 nyawa.
Foto:

Tindakan keras aparat dilakukan setelah penduduk mencoba melawan upaya militer untuk mendirikan pangkalan di sebuah sekolah. Sebelumnya, selama akhir pekan lalu para pengunjuk rasa di seluruh negeri menggelar protes malam hari yang diterangi cahaya lilin.

Pengunjuk rasa di beberapa tempat diikuti oleh biksu Buddha yang memegang lilin pada akhir pekan dan yang lainnya keluar pada Ahad termasuk di Monywa, ketika polisi melepaskan tembakan.

Kelompok pemantau Myanmar, Asosiasi Bantuan Tahanan Politik mencatat setidaknya 250 orang dilaporkan tewas sejak kudeta. Pada Ahad, di pusat kota Monywa seorang pria ditembak mati aparat ketika mereka menembaki para pengunjuk rasa yang mendirikan barikade.

Media pemerintah mengatakan bahwa pria dengan sepeda motor menyerang seorang anggota pasukan keamanan yang kemudian meninggal. Militer mengatakan dua polisi tewas dalam protes sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement