Rabu 24 Mar 2021 14:55 WIB

Arab Saudi Gunakan Kecerdasan Buatan Pantau Cuaca

Banjir Jeddah pada 2009 telah membawa transformasi pemantauan cuaca.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Arab Saudi Gunakan Kecerdasan Buatan Pantau Cuaca. Suasana jalanan Jeddah yang banjir.
Foto: Saudigazette.com
Arab Saudi Gunakan Kecerdasan Buatan Pantau Cuaca. Suasana jalanan Jeddah yang banjir.

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Kepala Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi Ayman Bin Salem Ghulam mengatakan menggunakan kecerdasan buatan dalam memantau elemen cuaca yang mempengaruhi kehidupan dan properti di semua lingkungan darat, udara, dan laut Kerajaan.

"Banjir dahsyat yang melanda Jeddah pada 2009 telah menumbuhkan rasa keingintahuan publik terhadap kondisi cuaca, membawa transformasi monumental dalam fungsi pusat tersebut," kata Ghulam dilansir di Saudi Gazette, Rabu (24/3).

Baca Juga

Ghulam mengatakan pusat tersebut sekarang mencakup sekitar 94 persen dari wilayah geografis yang dihuni di Kerajaan. Dia juga berbicara tentang metode penyemaian awan dan kebutuhannya.

Ghulam menggarisbawahi perlunya membangun inisiatif cakupan geografis yang berfungsi mendukung teknologi dalam memantau elemen cuaca yang mempengaruhi flora dan fauna, terutama yang langka. Caranya dengan menerbitkan sistem pemantauan dengan stasiun otomatis untuk pengukuran elemen di udara dan tanah serta menghubungkan sistem dengan aplikasi yang mendukung untuk melindungi tanaman dengan peringatan tentang embun beku dan gelombang panas.

Dia mengatakan pusat itu telah meluncurkan sistem peringatan dini otomatis dan memperluas kemampuan pemantauan permukaan. “Sekarang, kami memiliki sistem radar dan teknik pemantauan fenomena cuaca yang terbaru dan terkuat di kawasan itu,” katanya.

Menurut Ghulam, sistem legislatif meteorologi akan membuat lompatan kuantum dalam organisasi praktis meteorologi di dalam Kerajaan, dan akan lebih dekat dengan organisasi hubungan partisipatif antara pusat dan penerima manfaat. Ghulam menunjukkan program penyemaian awan bertujuan untuk meningkatkan curah hujan di wilayah barat daya Kerajaan dengan kisaran antara 10 persen dan 20 persen.

Pada Februari 2020, Dewan Menteri menyetujui program untuk curah hujan yang diinduksi secara artifisial di Kerajaan. Ghulam mengatakan inisiatif untuk mendirikan Pusat Perubahan Iklim bertujuan mengelola data dan informasi lingkungan dan iklim, mempersiapkan studi dan prakiraan jangka panjang tentang perubahan iklim dan pengaruhnya di berbagai sektor di Kerajaan. Selain itu, mendukung persiapan dan implementasi strategi nasional untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement