Rabu 05 May 2021 22:45 WIB

RS Muhammadiyah Vaksinasi 68 Ribu Orang Lebih

68 ribu orang telah divaksinasi RS Muhammadiyah.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
RS Muhammadiyah Vaksinasi 68 Ribu Orang Lebih. Foto: Vaksin Covid 19 (ilustrasi).
Foto: Flickr
RS Muhammadiyah Vaksinasi 68 Ribu Orang Lebih. Foto: Vaksin Covid 19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 60 Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah (RSMA) di Indonesia sudah melaksanakan program vaksinasi bagi warga masyarakat yang menjadi target. Keikutsertaan 60 RSMA sebagai dukungan Muhammadiyah terhadap program vaksinasi.

Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin mengatakan, dari 60 RSMA tersebut, paling banyak di Jawa Tengah sebanyak 22 RS, kemudian Jawa Timur 19, DI Yogyakarta 6, DKI Jakarta 5 dan Sumatera Barat 2.

Baca Juga

"Lalu, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, serta Sulawesi Selatan masing-masing satu dengan jumlah peserta vaksinasi mencapai 68.208 orang," kata Agus, Rabu (5/5).

 

Untuk pelayanan isolasi mandiri, Muhammadiyah menyediakan enam tempat, satu di DKI dan satu di DIY. Hingga kini, shelter-shelter Unisa, PP Aisyiyah, PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Bantul, UMY dan RSI Jakarta Cempaka Putih sudah melayani 635 orang.

Agus mengingatkan, meski vaksinasi sudah berjalan, protokol kesehatan ketat dengan menerapkan 5M harus selalu dijalankan karena situasiterkini. Tren penularan naik, kejadian India bisa terjadi, Malaysia kerepotan dan Singapura memperketat prokes.

Untuk itu, Agus menilai, larangan mudik wajib didukung. Sebaiknya, diikuti dengan pengetatan protokol kegiatan di wilayah publik karena kalau libur hari raya tidak terkontrol akan berakibat tertundanya tatap muka sekolah pada Juni mendatang.

"Warga persyarikatan dimohon tetap menaati edaran PP Muhammadiyah tentang buka dan sahur bersama, tadarus berjamaah, itikaf dan kegiatan lain di masjid/mushala dan sejenisnya yang melibatkan banyak orang serta terdapat perilaku yang berpotensi menjadi penyebab penyebaran seperti makan bersama, tidak dianjurkan," ujar Agus.

Edaran turut mencakup panduan untuk menyambut Idul Fitri. Takbir Idul Fitri diutamakan dilakukan di rumah masing-masing, boleh dilakukan di masjid atau mushala dengan syarat tidak ada jamaah di sekitarnya yang terindikasi positif.

"Dilakukan pembatasan jumlah orang dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara disiplin," kata Agus.

Untuk shalat Idul Fitri bagi masyarakat yang tempat tinggalnya ada penularan dapat dilakukan di rumah. Bagi masyarakat sekitar tempat tinggalnya tidak ada penularan, shalat bisa diadakan di lapangan kecil atau tempat terbuka juga hindari kerumunan.

Meski begitu, Agus mengingatkan, shalat Idul Fitri dapat dilaksanakan dengan ketentuan saf berjarak, menggunakan masker, tidak dalam kelompok besar atau terpisah dalam kelompok kecil. Serta, dengan pembatasan jumlah jamaah hadir.

"Tentu semua harus selalu mematuhi protokol kesehatan terkait pencegahan covid-19 dan bagi yang memilih melakukan kegiatan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri di rumah tentu akan jauh lebih aman," ujar Agus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement