Kamis 20 May 2021 21:14 WIB

Hindari Covid-19, Masyarakat Diminta Batasi Kerumunan

Baik yang mudik dan tidak mudik, masyarakat diminta hindari kerumunan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Subarkah
Sejumlah calon penumpang KA Brantas tujuan Pasar Senen-Blitar mengantre menaiki kereta di Stasiun Senen, Jakarta, Kamis (20/5/2021). Usai peraturan larangan mudik lebaran 2021 berakhir, sebanyak 39 ribu tiket kereta api jarak jauh terjual untuk keberangkatan pada Kamis (20/5).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sejumlah calon penumpang KA Brantas tujuan Pasar Senen-Blitar mengantre menaiki kereta di Stasiun Senen, Jakarta, Kamis (20/5/2021). Usai peraturan larangan mudik lebaran 2021 berakhir, sebanyak 39 ribu tiket kereta api jarak jauh terjual untuk keberangkatan pada Kamis (20/5).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Penularan Covid-19 di Tanah Air masih terjadi. Guru Besar Fakuktas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Soedjatmiko mengimbau agar membatasi kerumunan dimanapun, baik pemudik maupun yang tidak mudik. 

Soedjatmiko meminta masyarakat untuk membatasi mobilitas dan batasi kerumunan di manapun. 

"Jangan berkerumun dimanapun, baik yang mudik maupun yang tidak mudik," katanya saat mengisi konferensi virtual FMB9 bertema 'Terus Kencangkan Protokol Kesehatan', Kamis (20/5).

Ia mengakui, pemudik saat arus balik bisa berkerumun di kereta api, bus, pesawat udara, kapal laut, atau tempat wisata. Oleh karena itu, ia meminta sebaiknya keramaian seperti ini dihindari. Sedangkan bagi yang tidak mudik juga diminta sebaiknya jangan berkerumun di pusat perbelanjaan, apalagi di tempat wisata. 

“Jangan sampai saudara kita tertular Covid-19 hingga bergejala berat dan masuk rumah sakit,” ujarnya.

Mengutip data Satgas Covid-19, Soedjatmiko menyebutkan bahwa dari enam hingga tujuh orang yang berkerumun ternyata ada satu orang yang positif Covid-19.

Kondisi semakin diperparah ketika dalam kerumunan itu kecenderungan mengabaikan protokol kesehatan juga tinggi, seperti memakai masker tidak benar, bahkan tidak memakai masker sama sekali.

Bahkan, Soedjatmiko mengimbau bagi yang sudah divaksinasi sebanyak dua dosis secara lengkap pun agar tidak berkerumun. Sebab, masih ada peluang sebesar 35 persen bagi orang yang sudah divaksinasi untuk tertular Covid-19. 

"Sehingga tidak ada jaminan kita kebal 100 persen dari COVID-19,” ujarnya. Untuk menghindari itu, Soedjatmiko menyarankan, apabila ada keluarga yang mudik atau pernah berkerumun selama 1 jam atau lebih, perlu diwaspadai. 

"Sarankan untuk swab Antigen atau PCR, dan bila perlu laporkan ke ketua RT/RW dan Satgas COVID-19 di lingkungan masing- masing,” katanya. 

75 Persen Pemudik Belum Serahkan Hasil Swab

Terkait pulang kampung semasa lebaran, ternyata sampai hari ini sebanyak 75 persen warga yang diduga mudik dan kembali ke Jakarta belum menyertakan hasil tes Covid-19 seperti yang dipersyaratkan pemerintah. Sebanyak 75 persen tersebut, adalah hasil perhitungan jumlah pemudik yang tiba di Jakarta sebanyak 14.860 orang hingga Kamis (20/5).

"Hingga hari ini, data warga yang pulang mudik di aplikasi Data Warga sebanyak 14.860 orang tapi sekitar 75 persen tak sertakan hasil tes COVID-19," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, Budi Awaludin.

Budi mengatakan, jumlah 75 persen tersebut atau sebanyak 11.271 orang itu belum menyertakan bukti hasil tes Covid-19 berupa tes antigen maupun tes PC. Dia tidak mengetahui alasannya.

"Ternyata banyak juga yang tidak membawa hasil tes Covid-19. Kalau data yang saya lihat, kurang lebih 20 persen atau sekitar 3.500-an saja yang membawa hasil tes antigen atau PCR. Kami tidak mengerti mengapa mereka tidak banyak membawa hasil tes COVID-19 ketika melakukan pendataan," tutur dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement