Kamis 29 Jul 2021 05:25 WIB

Bahaya Tamak terhadap Diri Muslim Menurut Ibnu Athaillah

Syekh Ibnu Athaillah mengingatkan dampak bersikap tamak

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Ibnu Athaillah mengingatkan dampak bersikap tamak. Berdoa dijauhkan dari tamak (Ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Syekh Ibnu Athaillah mengingatkan dampak bersikap tamak. Berdoa dijauhkan dari tamak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam telah menggambarkan secara detail sikap orang yang tamak yaitu orang yang tidak pernah merasa cukup, sehingga dia selalu ingin menambah apa yang diinginkannya, tanpa mengenal hak orang lain.

Dalam kitab Al-Hikam, Ibnu Athaillah telah meningatkan bahaya sikap tamak ini. Karena, ketamakan merupakan salah satu penyebab utama kehinaan diri. Dia berkata:

Baca Juga

ما بسقت أغصان ذل إلا على بذر طمع “Tidaklah tumbuh dahan-dahan kehinaan, kecuali dari benih ketamakan.”

Dalam syarah kitab Al-Hikam, Syekh Abdullah Asy Syarqawi Al Khalwati menjelaskan, Ibnu Athaillah dalam kata-kata hikmah tersebut mengumpamakan kehinaan dengan sebuah pohon. Dahan-dahannya adalah perumpamaan bagi berbagai jenis kehinaan.

Kemudian, menurut Syekh Abdullah, Ibnu Athaillah juga mengumpamakan ketamakan dengan sebuah benih. Seakan Ibnu Athaillah berkata, “Jangan kau tanamkan benih ketamakan di hatimu sehingga akan tumbuh menjadi pohon kehinaan yang dahan dan tantingnya akan bercabang-cabang.”

Syekh Abdullah menjelaskan, ketamakan merupakan sikap tercela yang dapat merusak ubudiyah. Bahkan, dia adalah pangkal segala kesalahan. Ketamakan menandakan ketergantungan dan penghambaan manusia terhadap manusia.

“Di sinilah letak kehinaan dan kenistaan sikap ketamakan. Sebabnya adalah keraguan terhadap sesuatu yang telah ditakdirkan Allah SWT,” kata Syekh Abdullah Asy Syarqawi dalam syarahnya dalam buku berjudul Al-Hikam: Kitab Tasawuf Sepanjang Masa (2021, TuROS) 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement