Jumat 26 Nov 2021 16:11 WIB

DPR: Pemerintah Bertindak Cepat Cegah Gelombang Ketiga Covid

Legislator menilai pemerintah bertindak cepat cegah gelombang ketiga Covid.

Covid 19 (ilustrasi)
Foto: Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI, Abidin Fikri, menilai pemerintah telah bertindak cepat mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19. Ia mengatakan salah satu upaya pemerintah mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 dengan menerapkan PPKM level 3 pada liburan Natal dan Tahun Baru.

Selain itu, pemerintah juga menyiagakan 1.200 rumah sakit rujukan, dan penyiapan alat kesehatan seperti oksigen. "Kemenkes menjelaskan sudah siap sedia untuk menangani itu kalau terjadi lonjakan karena berdasarkan pengalaman, setelah dikoordinasikan secara baik dengan pihak terkait, rumah sakit, pengadaan alkes, dan oksigen dan sebagainya," katanya.

Baca Juga

Abidin mengatakan, mutasi virus Covid-19 di setiap negara berbeda-beda. Kemudian, gelombang ketiga Covid-19 tentu menjadi ancaman. Lalu, katanya tidak bisa dipastikan juga mutasi virus Covid-19 di dalam negeri. 

Menurutnya, PPKM level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru itu merupakan bentuk kewaspadaan dari pemerintah. "Sehingga pemerintah dalam hal ini bertindak cepat untuk menghindari, karena dari beberapa pengalaman kemungkinan lonjakan yang tinggi itu karena adanya kerumunan," ucapnya.

Sebab, kata Abidin Fikri kerumunan masyarakat saat libur Natal dan Tahun Baru sangat mungkin terjadi. Maka itu, dia menilai perlunya upaya tracing, testing, treatment (3T) untuk mengantisipasi potensi terjadinya gelombang ketiga Covid-19.

"Oleh karena itu di bandara-bandara, saya kira ini imbauan juga kepada pemerintah agar diperketat yang masuk ke Indonesia terutama dari negara-negara yang sekarang sedang mengalami lonjakan gelombang ketiga ini," ujarnya.

Abidin juga menilai perlunya penjelasan yang persuasif kepada masyarakat terkait penerapan PPKM level 3 itu. Menurutnya semua pihak perlu berperan dalam memberikan penjelasan kepada masyarakat, seperti tokoh agama, dan asosiasi kepala daerah.

"Oleh karena itu saya berharap kepada pemerintah daerah melalui Forkopimda, DPRD, itu juga turut bersama-sama, ya memang harus sabar, ini kan berkaitan dengan nyawa manusia, kalau tidak tepat jadi masalah," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement