Dr. William Moss dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menyebut virus corona akan memaksimalkan kemampuannya untuk membuat lompatan evolusioner yang begitu besar. Omicron sangat bermutasi sehingga melewati beberapa perlindungan vaksinasi atau infeksi sebelumnya. “Saya tidak melihat ini sebagai semacam siklus varian baru tanpa akhir," ujar Moss.
Para ahli menilai pada periode pasca-pandemi virus corona dapat menyebabkan pilek untuk beberapa orang dan penyakit yang lebih serius bagi orang lain, tergantung pada kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan. Termasuk status vaksin dan infeksi sebelumnya. Mutasi akan terus berlanjut dan pada akhirnya mungkin memerlukan booster yang diperbarui secara berkala agar dapat menangkal varian baru.
Ahli imunologi di Universitas Washington di St. Louis, Ali Ellebedy, mengatakan sistem kekebalan manusia akan terus menjadi lebih baik dalam mengenali dan melawan virus corona. Ellebedy menemukan harapan dalam kemampuan tubuh untuk mengidentifikasi virus yang terlihat sebelumnya dan menciptakan pertahanan berlapis.
Menurut Ellebedy, sel memori B adalah salah satu dari lapisan sel yang hidup selama bertahun-tahun di sumsum tulang. Mereka siap beraksi dan menghasilkan lebih banyak antibodi saat dibutuhkan. Namun untuk tahap awal, sel-sel memori itu dilatih di kamp pelatihan sistem kekebalan yang disebut pusat germinal. Mereka belajar untuk membuat salinan antibodi aslinya.
Dalam sebuah studi baru, tim Ellebedy menemukan vaksinasi Pfizer meningkatkan "sel T helper" yang bertindak sebagai 'sersan' di kamp pelatihan tersebut. Sel T helper mendorong produksi antibodi yang lebih beragam dan lebih kuat yang dapat bekerja bahkan jika virus bermutasi lagi.
Baca juga : WHO: Omicron Berpotensi Munculkan Varian Baru Covid-19
Ellebedy mengatakan kekebalan populasi dasar telah meningkat sedemikian rupa ketika infeksi terus berlanjut. Sehingga ada penurunan penyakit parah, rawat inap, dan kematian terlepas dari kemunculan varian berikutnya. “Kami bukan populasi yang sama seperti pada Desember 2019. Ini tanah yang berbeda sekarang," kata dia.
Ellebedy meramalkan suatu hari ketika seseorang mendapat infeksi virus corona, mereka akan tinggal di rumah selama dua hingga tiga hari. Setelah itu mereka dapat melanjutkan kegiatan sehari-hari. "Itu mudah-mudahan akan menjadi akhir permainan," harapnya.