REPUBLIKA.CO.ID, SIPRUS -- Varian Covid-19 omicron telah menciptakan kepanikan di seluruh dunia. Belum usai penyebaran omicron, sekarang pun ditemukan varian baru gabungan omicron dan delta.
Baru-baru ini para peneliti di Siprus menemukan varian virus baru, yang saat ini menjadi bagian dari diskusi. Virus baru ini terdiri dari delta dan omicron.
Varian delta menyumbang gelombang kedua Covid-19 di India yang memicu sejumlah besar kematian. Dalam sebuah laporan oleh situs terkenal, dijelaskan bahwa Leondios Kostrikis, seorang profesor ilmu biologi di University of Cyprus telah menamai varian gabungan ini sebagai 'Deltacron.'
Dinamakan demikian karena ciri genetiknya mirip omicron dan ada di dalam genom delta. Menurut laporan tersebut, Kostrikis dan timnya sejauh ini telah menemukan 25 kasus terkait varian virus tersebut. Sejauh ini tidak jelas apakah ada kasus lain dari varian ini atau seberapa besar bahaya yang bisa ditimbulkan.
“Pada saat yang sama, kita akan melihat di masa depan apakah jenis ini lebih menular atau akan bertahan,” kata peneliti, dilansir English Track Live, Ahad (9/1/2022).
Dalam sebuah wawancara dengan Sigma TV, profesor mengaku percaya bahwa ada lebih banyak penularan omicron yang terjadi. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa para peneliti telah mengirimkan hasilnya ke GISAID pekan ini. Ini adalah database internasional yang melacak virus. Penemuan varian 'Deltacron' datang pada saat dunia sudah terganggu oleh omicron.
Saat ini, kasus varian omicron sedang meningkat di seluruh dunia. Oleh karena itu, kasus Covid-19 juga mengalami peningkatan tajam di seluruh dunia. Varian baru virus corona juga diidentifikasi di Prancis awal bulan ini.
Sejauh ini, 46 mutasi telah diamati pada varian virus ini. Menurut para ilmuwan, varian ini pertama kali ditemukan pada seseorang yang bepergian ke negara Afrika, Kamerun. Varian baru itu telah dinamai B.1.640.2.