REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengejek Moskow yang bersikeras invasi ke negara tetangga berjalan sesuai rencana. Zelenskyy mempertanyakan bagaimana Presiden Vladimir Putin dapat menyetujui rencana yang melibatkan begitu banyak pasukan Rusia yang sekarat.
Pada Selasa (12/4) Putin mengatakan, Rusia akan mencapai semua tujuan "mulia" dan akan melanjutkan "sesuai ritme dan tenang" apa yang disebut "operasi militer khusus."
Moskow mengumumkan perkembangan terbaru mengenai invasi ke Ukraina pada 25 Maret lalu. Mereka melaporkan sejak awal invasi sebanyak 1.351 pasukan Rusia tewas. Ukraina mengatakan angka sebenarnya hampir 20 ribu pasukan.
"Di Rusia sekali lagi mengatakan apa yang mereka sebut 'operasi militer khusus' berjalan sesuai rencana, tapi sejujurnya, di dunia tidak ada yang mengetahui bagaimana rencana semacam itu dapat terjadi," kata Zelenskyy dalam pidato rutinnya.
"Bagaimana bisa rencana perang yang menimbulkan kematian puluhan ribu tentara mereka sendiri dalam waktu satu bulan lebih sedikit bila terjadi? Siapa yang menyetujui rencana itu?" tambahnya.
Zelenskyy bertanya, berapa banyak kematian tentara Rusia yang akan diterima Putin. Ia memberikan angkanya antara ribuan sampai puluhan ribu. Zelenskyy menambahkan dalam 48 hari Moskow telah kehilangan tentara lebih banyak dibandingkan perang 10 tahun di Afghanistan antara tahun 1979 sampai 1989.
Zelenskyy mengatakan sementara beberapa pihak mengolok-olok Rusia. Kegagalan mereka di lapangan dan teknologi yang lebih rendah. Ia meminta Ukraina terus berjuang.
"Kami harus mengerti tidak semua tank Rusia terjebak di lapangan, tidak semua tentara musuh melarikan diri dari medan tempur dan tidak semuanya pasukan wajib militer yang tidak mengerti cara memegang senjata dengan benar," katanya.
"Ini tidak berarti kami boleh takut pada mereka, ini artinya kami boleh mengurangi prestasi tentara kami, pasukan kami," tambah Zelenskyy.