Ahad 15 May 2022 21:42 WIB

Alasan Turki Tolak Keanggotaan NATO untuk Finlandia dan Swedia

Turki menilai Finlandia dan Swedia sembunyikan organisasi ekstremis

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Turki di jembatan Martir, Turki (ilustrasi). Turki menilai Finlandia dan Swedia sembunyikan organisasi ekstremis
Foto:

Berbicara pada konferensi pers Helsinki, Peeka Haavisto, dari Finlandia juga mengatakan dia berharap untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, selama akhir pekan untuk melanjutkan diskusi.  

Stockholm dan Helsinki telah meningkatkan kontak internasional mereka untuk mencari dukungan untuk tawaran potensial mereka.

Setelah sebuah negara memutuskan untuk mengajukan keanggotaan NATO, 30 anggota aliansi harus setuju dengan suara bulat untuk memperpanjang undangan resmi, yang diikuti dengan negosiasi keanggotaan.

Persetujuan akhir kemudian dapat dilakukan pada pertemuan puncak NATO di Madrid pada akhir Juni. Sebanyak 30 negara anggota kemudian harus meratifikasi keputusan tersebut.

Turki, yang menikmati hubungan baik dengan Kyiv dan Moskow, sangat ingin memainkan peran mediasi untuk mengakhiri konflik dan telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin. 

Ankara telah memasok Ukraina dengan pesawat tak berawak, tetapi telah menghindari menjatuhkan sanksi terhadap Rusia bersama sekutu Barat. 

Posisi Turki di Swedia dan Finlandia dalam keanggotaan NATO berisiko membuatnya tampak seperti "Hongaria dari Uni Eropa," kata sesama Soner Cagaptay dari Institut Washington.

Hongaria yang pro-Rusia sering memisahkan diri dari rekan-rekan Uni Eropa-nya dalam berbagai masalah, termasuk supremasi hukum dan hak asasi manusia. Cagaptay mengatakan Ankara seharusnya merundingkan kekhawatiran terkait terornya secara tertutup dengan kedua negara. 

“Fakta bahwa ini dilakukan secara terbuka akan merusak citra Ankara secara signifikan,” katanya. 

Komentar Erdogan juga dapat meningkatkan ketegangan dengan Prancis, yang Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa NATO sedang mengalami "kematian otak" sebagian karena perilaku Turki. Macron telah menjelaskan bahwa dia mendukung tawaran Finlandia. 

Presiden Finlandia Sauli Niinisto berbicara dengan Erdogan pada bulan April sebagai bagian dari konsultasi untuk tawaran NATO-nya. 

 

“Saya berterima kasih kepada Presiden Erdogan atas upayanya untuk perdamaian di Ukraina.  Turki mendukung tujuan Finlandia," cuitnya saat itu. Alkhaledi kurnialam       

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement