Kamis 09 Jun 2022 06:35 WIB

Pertamina Cetak Laba Bersih Rp 29,3 Triliun pada 2021

Perolehan laba bersih Pertamina pada 2021 tumbuh hingga 95 persen dibandingkan 2020.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memaparkan Pertamina berhasil membukukan laba bersih sebesar 2,05 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 29,3 triliun sepanjang 2021.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memaparkan Pertamina berhasil membukukan laba bersih sebesar 2,05 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 29,3 triliun sepanjang 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) pada 2021 kemarin berhasil membukukan laba bersih sebesar 2,05 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 29,3 triliun. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan laba bersih dibungkus oleh perusahaan dari perolehan pendapatan sebesar 57,51 miliar dolar AS.

Pendapatan ini naik 39 persen dibandingkan realisasi 2020 sebesar 41,47 miliar dolar AS. "Saat 2021 rata rata ICP memang mencapai 68 dolar AS per barel sehingga pertumbuhan laba bersih kita mencapai 95 persen dibandingkan realisasi 2020," ujar Nicke di Gedung Pusat Pertamina, Rabu (8/6/2022) malam.

Baca Juga

Nicke menjelaskan laba 2021 juga sudah termasuk dari kompensasi dari pemerintah sebesar 1,69 miliar dolar AS. Namun, kata Nicke kenaikan laba bersih hampir dua kali lipat tersebut dilakukan melalui penghematan biaya-biaya pada tahun 2021 yang membantu peningkatan kinerja finansial perusahaan.

"Kita memang sangat meningkatkan efisiensi. Kita melakukan cost optimisasi sehingga semua lebih efisien," ujar Nicke.

Beberapa penghematan yang dilakukan yaitu melalui program Cost Saving yang jumlahnya mencapai 1,3 miliar dolar AS, program Cost Optimization yang berhasil menghemat 2,2 miliar dolar AS, program Cost Avoidance hingga 350 juta dolar AS, dan adanya program Revenue Enhancement yang mencapai 0,5 miliar dolar AS.

Sementara EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) Pertamina juga tumbuh 19 persen dari 7,95 miliar dollar AS pada 2020 menjadi 9,45 miliar dolar AS."Inilah hasil kerja keras kita di tengah-tengah kondisi yang sangat sulit di tahun 2021," kata Nick

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement