Senin 22 Aug 2022 16:30 WIB

Baznas Yakin Prodi Zakat Lahirkan Penggerak Zakat

Sudah ada 18 Perguruan Tinggi yang membuka program studi zakat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Baznas mengadakan   pembinaan Beasiswa Riset Kategori Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf (Mazawa), terkait digital fundraising, pada beberapa hari lalu.
Foto: Dok Baznas
Baznas mengadakan pembinaan Beasiswa Riset Kategori Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf (Mazawa), terkait digital fundraising, pada beberapa hari lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Sudah ada 18 Perguruan Tinggi yang membuka program studi (prodi) Manajemen Zakat dan Wakaf di Indonesia. Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bidang Koordinasi Zakat Nasional, KH Achmad Sudrajat yakin prodi ini akan melahirkan para penggerak zakat.

“Dengan hadirnya prodi tersebut kita yakin akan lahir penggerak zakat di berbagai sektor dan mereka bisa menjadi vocalis zakat dalam hal penguatan peran, manfaat gerakan zakat ke depan. Sehingga tujuan besar zakat dalam memberikan kesejahteraan umat akan cepat terlaksana,” ujar Sudrajat saat dihubungi Republika.co.id, Senin (22/8/2022).

Baca Juga

Dia pun mendorong perguruan tinggi untuk membuka lebih banyak lagi program studi Manajemen Zakat dan Wakaf.  Menurut dia, pembukaan prodi zakat ini penting untuk mempercepat literasi dan dakwah.

“Kita sangat menyambut baik dan mendorong agar ada percepatan ini sebagai bagian dakwah dan literasi tentang kekuatan filantropi melalui pendidikan. Ini saham yang terbaik dalam membangun implementasi nilai-nilai keagamaan,” ucap dia.

Sementara, Pimpinan Baznas RI Bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan menilai, pembukaan prodi zakat di kampus sangat penting untuk mendukung ekosistem perzakatan nasional. “Sangat penting. Untuk mendukung ekosistem perzakatan nasional perlu adanya kampus atau prodi yang kuat dan produktif dalam kajian atau riset keilmuan zakat,” kata Rizaludin.

Apalagi, tambah dia, potensi zakat di Indonesia dalam satu tahun bisa mencapai Rp370 triliun. Namun, potensi zakat tersebut baru 10 persen yang bisa dimanfaatkan atau sekitar Rp 70 triliun. “Jadi sangat penting dalam upaya melahirkan para pengelola zakat yang profesional dan terdidik, mengingat potensi zakat di Indonesia yang besar sekitar 370 Triliun,” jelas Rizaludi.

Sebelumnya, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag Tarmizi Tohor juga mendorong lebih banyak perguruan tinggi membuka program studi (prodi) Manajemen Zakat dan Wakaf.  “Saat ini, sudah ada 18 Perguruan Tinggi yang membuka jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf. Semoga ke depan semakin bertambah lagi untuk mewujudkan amil dan nazir profesional,” ujar Tarmizi, Kamis (18/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement