REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menolak pernyataan Amerika Serikat (AS)/yang mengkritik kerajaan setelah keputusan OPEC+ untuk memangkas target produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari. Saudi mengatakan, kritik itu tidak berdasar dan keputusan OPEC+ bertujuan untuk melayani kepentingan konsumen dan produsen.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, keputusan OPEC+ diadopsi melalui konsensus, dengan mempertimbangkan keseimbangan pasokan dan permintaan. Keputusan ini bertujuan untuk membatasi volatilitas pasar.
OPEC+ adalah kelompok produsen yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) plus sekutu termasuk Rusia. OPEC + mengumumkan untuk memangkas target produksi setelah melakukan negosiasi dengan pejabat Amerika Serikat selama berminggu-minggu. Amerika Serikat menuduh Arab Saudi tunduk kepada Moskow, yang menolak pembatasan harga minyak Rusia sebagai tanggapan atas invasinya ke Ukraina.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi, mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, menekankan, tujuan keputusan OPEC+ adalah murni karena alasan ekonomi. Pernyataan itu juga merujuk pada konsultasi dengan Amerika Serikat, ketika mereka diminta untuk menunda pemotongan selama sebulan.
"Kerajaan (Saudi) mengklarifikasi melalui konsultasi berkelanjutan dengan pemerintah AS bahwa semua analisis ekonomi menunjukkan agar menunda keputusan OPEC+ selama sebulan, namun menurut apa yang telah disarankan (penundaan) akan memiliki konsekuensi ekonomi negatif," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi.
Arab Saudi memandang hubungannya dengan Amerika Serikat sebagai "hubungna yang strategis". Saudi menekankan kepada Washington tentang pentingnya saling menghormati keputusan masing-masing.
Langkah OPEC+ telah meningkatkan kekhawatiran di Washington, karena kemungkinan harga bensin naik sebelum pemilihan paruh waktu pada November. Dalam pemilihan tersebut Partai Demokrat berusaha mempertahankan kendali mereka di House of Representative dan Senat.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, ada konsekuensi bagi Arab Saudi ketika aliansi OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi minyak. Biden menyatakan, AS akan segera mengambil tindakan atas keputusan tersebut.