Rabu 16 Nov 2022 20:00 WIB

Liga Arab Akan Bangun Markas Baru di Lebanon

Markas baru Liga Arab dibangun di Lebanon.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
Liga Arab Akan Bangun Markas Baru di Lebanon. Foto: Peta Jazirah Arab.
Foto: Mostmerciful.com
Liga Arab Akan Bangun Markas Baru di Lebanon. Foto: Peta Jazirah Arab.

IHRAM.CO.ID,BEIRUT–Liga Arab mengumumkan bahwa mereka akan membangun markas untuk salah satu departemennya di Lebanon. Organisasi itu mengatakan telah menyelesaikan prosedur untuk mengalokasikan sebidang tanah di Dbayeh, utara Beirut, untuk membangun kantor baru untuk Pusat Penelitian Hukum dan Peradilan Arab.

Dilansir dari The New Arab, Selasa (15/11/2022), Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki menandatangani perjanjian itu bersama Menteri Kehakiman sementara, Henry Khoury. Sebuah pernyataan dari Liga Arab mengatakan situs tersebut mencakup sekitar 3.000 meter persegi. Organisasi itu menggambarkan langkah ini sebagai pencapaian perintis di semua tingkatan.

Baca Juga

Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati memberikan instruksi untuk memulai peta teknik proyek "segera" untuk kemudian memulai proses pembiayaan dan konstruksi sesegera mungkin. Dbayeh berjarak kira-kira 14 kilometer dari Beirut dan menampung beberapa proyek perumahan, rekreasi, dan hiburan baru. Misi asing penting lainnya di kota pesisir itu termasuk Kedutaan Besar AS yang terletak di sebelah Timur di daerah perbukitan Awkar.

Keputusan Liga Arab untuk membangun Pusat Penelitian Hukum dan Peradilan Arab di negara itu adalah tanda kepercayaan dan dukungan baru di Lebanon, yang dicengkeram oleh krisis keuangan dan ekonomi terburuk sejak 2019, menurut para pengamat.

Negara kecil Mediterania itu saat ini tanpa presiden sejak masa jabatan Michel Aoun berakhir pada 31 Oktober, dan belum ada kandidat yang mampu memenangkan mayoritas parlemen.

Liga beranggotakan 22 orang tersebut baru-baru ini mengadakan pertemuan puncak di Aljazair untuk pertama kalinya sejak wabah Covid-19. Suriah, bagaimanapun, masih ditangguhkan sejak akhir 2011 karena penumpasan brutal rezim terhadap pengunjuk rasa, meskipun ada upaya dari beberapa negara di kawasan itu untuk menerimanya kembali. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement