Rabu 23 Nov 2022 15:57 WIB

Raja Malaysia akan Bertemu Raja-Raja Melayu Bahas PM Baru

Pertemuan para raja untuk meminta pandangan terkait perdana menteri ke-10.

 Dalam foto yang dirilis oleh Departemen Penerangan Malaysia, Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah berdoa selama upacara pembukaan sidang parlemen di gedung parlemen di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 13 September 2021. Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah akan bertemu dengan raja-raja Melayu pada Kamis (24/11/2022) untuk meminta pandangan mereka terkait tidak adanya ahli Dewan Rakyat yang mendapat kepercayaan mayoritas untuk menjadi perdana menteri ke-10.
Foto: AP/Nazri Rapaai/Malaysia's Department of Info
Dalam foto yang dirilis oleh Departemen Penerangan Malaysia, Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah berdoa selama upacara pembukaan sidang parlemen di gedung parlemen di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 13 September 2021. Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah akan bertemu dengan raja-raja Melayu pada Kamis (24/11/2022) untuk meminta pandangan mereka terkait tidak adanya ahli Dewan Rakyat yang mendapat kepercayaan mayoritas untuk menjadi perdana menteri ke-10.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah akan bertemu dengan raja-raja Melayu pada Kamis (24/11/2022) untuk meminta pandangan mereka terkait tidak adanya ahli Dewan Rakyat yang mendapat kepercayaan mayoritas untuk menjadi perdana menteri ke-10. Pengawas Keuangan Rumah Tangga Kerajaan Datuk Seri Ahmad Fadil Syamsuddin dalam keterangan tertulis di Kuala Lumpur, Rabu (23/11/2022), mengatakan Yang di-Pertuan Agong telah memberi izin Istana Negara untuk menyelenggarakan pertemuan raja-raja Melayu tersebut.

Ia mengatakan diskusi khusus raja-raja Melayu itu bertujuan untuk memberi masukan kepada Raja Malaysiaagar dapat membuat keputusan demi kepentingan negara dan rakyat. Setelah menerima perwakilan koalisi Pakatan Harapan dan Perikatan Nasional secara terpisah pada Selasa (22/11/2022), Rabu pagi Sultan Abdullah menerima perwakilan dari koalisi Barisan Nasional dan Gabungan Partai Sarawak secara terpisah.

Baca Juga

Menurut Ahmad Fadil, sesi menghadap Agong tersebut merupakan kelanjutan dari penyerahan nama-nama calon PM yang disampaikan ketua koalisi partai politik sehari sebelumnya, yang kemudian didapati bahwa tidak ada ahli Dewan Rakyat yang mendapat kepercayaan mayoritas untuk dilantik sebagai PM Malaysia ke-10.

Ia mengatakan proses tersebut selaras dengan Pasal 43 (2)(a) Konstitusi Federal dan bertujuan agar Agong dapat mengambil keputusan untuk mengangkat seorang anggota Dewan Rakyat yang menurutnya dapat memperoleh kepercayaan mayoritas anggota Dewan Rakyat sebagai PM. Ia mengatakan Agong mengimbau seluruh rakyat untuk tetap istikamah dan tenang hingga proses membentuk pemerintahan baru selesai.

"Sesungguhnya, masa depan Negara Tampah Darah kita terlalu berharga dan sudah sepantasnya kita rencanakan dengan cermat dan teliti," katanya mengutip pernyataan Agong.

Rakyat Malaysia sudah memutuskan untuk memilih wakilnya, maka kini wakil rakyat yang harus mencari solusinya untuk menyelesaikan kemelut yang membelenggu rakyat kecil, kata Ahmad Fadil.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement