REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Putri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kembali tampil di depan publik. Kemunculan anak perempuan Kim yang berusia antara 9 atau 10 tahun ini memicu perdebatan tentang apakah dia akan menjadi calon pemimpin masa depan Korea Utara.
Anak perempuan itu diyakini sebagai anak kedua Kim bernama Ju Ae. Dia pertama kali diperkenalkan ke publik pada akhir pekan lalu.
Ketika itu, dia dan ayahnya, Kim, mengamati peluncuran rudal balistik antarbenua. Anak perempuan yang mengenakan mantel putih dan sepatu merah itu terlihat berjalan bergandengan tangan dengan Kim melewati rudal besar.
Pada Ahad (27/11/2022), kantor berita Korea Utara, KCNA, melaporkan, Kim dan anak perempuannya berfoto bersama dengan para ilmuwan, dan pejabat yang terlibat dalam peluncuran uji coba rudal antarbenua (ICBM) Hwasong-17. KCNA menggambarkan gadis cilik itu sebagai anak Kim yang "paling dicintai" atau "berharga".
Foto-foto yang dirilis media negara menunjukkan, anak perempuan Kim mengenakan mantel hitam panjang dan memegang lengan ayahnya. Beberapa foto menunjukkan Kim dan putrinya berdiri di tengah barisan tentara berseragam di depan rudal besar yang diletakkan di atas truk peluncuran. Sementara foto lainnya menunjukkan putri Kim bertepuk tangan, berjabat tangan dengan seorang tentara atau berbicara dengan ayahnya ketika orang-orang bersorak di latar belakang.
“Ini tentu saja mengejutkan. Foto Kim Ju Ae berdiri di samping ayahnya bersama teknisi dan ilmuwan yang terlibat dalam peluncuran ICBM terbaru akan mendukung gagasan bahwa ini adalah awal dari posisi dirinya sebagai calon penerus,” kata seorang pengamat dari Carnegie Endowment for International Peace, Ankit Panda.
“Media negara yang menegaskan cinta seorang ayah untuk (putrinya) semakin menggarisbawahi hal ini, menurut saya. Akhirnya, kedua penampilan publik pertamanya adalah dalam konteks senjata nuklir strategis, permata mahkota dari kemampuan pertahanan nasional Korea Utara. Itu menurut saya bukan sebuah kebetulan," kata Panda menambahkan.
Setelah penampilan pertama putri Kim di depan publik, badan intelijen Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen bahwa mereka menilai gadis dalam foto itu adalah anak kedua Kim, yang berusia sekitar 10 tahun dan bernama Ju Ae. Badan Intelijen Nasional mengatakan, penampilan gadis cilik itu cocok dengan deskripsi bahwa anak perempuan Kim mempunyai ciri fisik lebih tinggi dan lebih besar dari gadis lain pada usia yang sama. Badan Intelijen Nasional mengatakan, penampilan anak perempuan itu mencerminkan tekad Kim untuk melindungi keamanan generasi masa depan Korea Utara dalam menghadapi kebuntuan dengan Amerika Serikat.
Media Korea Selatan sebelumnya berspekulasi bahwa Kim memiliki tiga anak yang lahir pada 2010, 2013 dan 2017. Anak pertama Kim adalah laki-laki sedangkan anak kedua dan ketiganya adalah perempuan.
Seorang pensiunan bintang NBA, Dennis Rodman melakukan perjalanan ke Pyongyang pada 2013. Setelah kunjungan itu, Rodman mengatakan kepada surat kabar Inggris The Guardian bahwa, dia bersantai di tepi laut dengan keluarga Kim. Rodman mengatakan, ketika itu Kim menggendong bayi perempuan bernama Ju Ae.
Keluarga Kim tidak pernah terekspos di depan publik. Spekulasi bahwa anak sulungnya adalah seorang anak laki-laki telah membuat beberapa ahli mempertanyakan, bagaimana seorang anak perempuan dapat menjadi penerus Kim, karena masyarakat Korea Utara memegang nilai patriarkal.
Kim adalah anggota generasi ketiga dari keluarga yang telah memimpin Korea Utara selama lebih dari tujuh dekade. Ayah serta kakeknya secara berturut-turut memerintah negara tersebut sebelum dia mewarisi kekuasaan pada akhir 2011.
“Kami telah menerima informasi bahwa Kim memiliki tiga anak, termasuk kemungkinan seorang putra. Jika ini benar, dan jika kita berasumsi bahwa anak laki-laki yang belum terungkap ini akan menjadi ahli waris, apakah Ju Ae benar-benar 'paling berharga' bagi Kim, dari sudut pandang suksesi?. Saya pikir masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan apapun," ujar seorang analis keamanan di RAND Corporation yang berbasis di California, Soo Kim.
Soo Kim mengatakan, Kim Jong-un membawa putrinya di hadapan publik bertujuan untuk memberi tahu rakyatnya bahwa senjata nuklir adalah satu-satunya penjamin masa depan negara. Dalam sambutannya Kim Jong-un menyebut Hwasong-17 sebagai entitas kekuatan strategis yang hebat. Dia memerintahkan para pejabat untuk membangun kemampuan militer negara menjadi yang lebih absolut.
"Kim mungkin memberi isyarat kepada elit Korea Utara lainnya bahwa dia membimbing putrinya untuk berperan dalam kepemimpinan. Membawa putrinya muncul ke publik mencerminkan signifikansi sejarah dan politik yang melekat pada rudal nuklir yang dapat mencapai Amerika Serikat," kata seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, Leif-Eric Easley.
Sementara itu, analis Institut Sejong di Korea Selatan, Cheong Seong-Chang mengatakan, Kim Jong-un mencegah kemungkinan tekanan balik untuk memilih seorang perempuan sebagai pemimpin generasi keempat. Dengan demikian, dia membawa anak perempuanya ke acara uji coba ICBM agar loyalitas publik terhadapnya kepemimpinan keluarga Kim diteruskan kepada putrinya.
“Ketika seorang raja memiliki banyak anak, wajar jika dia menjadikan anak kesayangannya sebagai penggantinya. Kim Ju Ae diharapkan muncul sesekali di acara publik dan mengikuti pelatihan suksesi," ujar Cheong.
Para ahli terkejut karena Kim Jong-un memperkenalkan Ju Ae ke publik dalam usia muda. Sementara Kim Jong-un diperkenalkan oleh ayahnya, Kim Jong-Il di hadapan publik pada usia dewasa. Namun Cheong mengatakan, ketika Kim Jong-un berusia delapan tahun, Kim Jong-Il telah memikirkan bahwa putranya akan menjadi penerus pemimpin negara, seperti dikutip dari AP.