Rabu 30 Nov 2022 19:14 WIB

Twitter Hentikan Penegakkan Misinformasi Covid-19

Langkah Twitter meningkatkan kekhawatiran di kalangan pakar kesehatan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Twitter
Foto: REUTERS
Twitter

IHRAM.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Twitter tidak akan lagi menegakkan kebijakannya terhadap misinformasi Covid-19. Hal ini meningkatkan kekhawatiran di kalangan pakar kesehatan masyarakat.

Kebijakan itu dikhawatirkan dapat menimbulkan konsekuensi serius jika menghambat vaksinasi dan upaya lain untuk memerangi virus yang masih menyebar.

Baca Juga

Sebelumnya, sejak Januari 2020, Twitter melarang klaim palsu tentang Covid-19. Klaim palsu atau kesalahan informasi tentang covid-19 dapat menyebabkan kerugian di dunia nyata. Lebih dari 11.000 akun ditangguhkan karena melanggar aturan, dan hampir 100.000 konten dihapus dari platform.

Dilansir dari Japan Today, Rabu (30/11/2022), pengguna melihat perubahan kebijakan pada Senin (28/11/2022) malam. Ada pembaruan satu kalimat telah dilakukan pada aturan online Twitter: “Efektif 23 November 2022, Twitter tidak lagi menegakkan kebijakan informasi menyesatkan Covid-19.”

Pada Selasa (29/11/2022), beberapa akun Twitter menguji batasaan baru dan merayakan pendekatan lepas tangan platform, yang muncul setelah Twitter dibeli Elon Musk.

“Kebijakan ini digunakan untuk membungkam orang-orang di seluruh dunia yang mempertanyakan narasi media seputar virus dan pilihan pengobatan,” cuit Dr. Simone Gold, seorang dokter dan penyebar misinformasi Covid-19 terkemuka.

“Kemenangan untuk kebebasan berbicara dan kebebasan medis!”

Keputusan Twitter untuk tidak lagi menghapus klaim palsu tentang keamanan vaksin Covid-19 mengecewakan banyak pejabat kesehatan masyarakat. Hal itu dapat menyebabkan lebih banyak klaim palsu tentang virus, atau keamanan dan keefektifan vaksin.

“Kabar buruk,” cuit ahli epidemiologi Eric Feigl-Ding, yang mendesak orang-orang untuk tidak meninggalkan Twitter tetapi tetap tinggal dan mempertahankan informasi yang akurat tentang virus tersebut. 

Pekan lalu, Musk mengatakan dia akan memberikan “amnesti” kepada pemegang akun yang telah dikeluarkan dari Twitter. Dia juga memulihkan akun beberapa orang yang menyebarkan misinformasi Covid, termasuk Rep. Marjorie Taylor Greene, yang akun pribadinya ditangguhkan tahun ini karena berulang kali melanggar aturan Covid Twitter.

Tweet terbaru Greene termasuk yang mempertanyakan keefektifan masker dan membuat klaim tidak berdasar tentang keamanan vaksin Covid. Sejak pandemi dimulai, platform seperti Twitter dan Facebook telah berjuang untuk menanggapi semburan informasi yang salah tentang virus, asal-usulnya, dan tanggapannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement