Kamis 01 Dec 2022 15:30 WIB

Kinerja Sektor Telco Diproyeksi Moncer, Begini Rekomendasi TLKM, EXCL hingga ISAT

Analis beri rekomendasi bel saham TLKM di harga 4.500 dan ISAT di target 8.000

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang wanita melintas di depan layar digital pergerakan harga saham di gedung BEI.  Harga saham emiten sektor telekomunikasi diyakini akan berkinerja lebih baik pada masa depan. Kinerja sektor telekomunikasi akan didukung sejumlah faktor mulai dari jumlah pemain yang semakin sedikit hingga streaming piala dunia. Analis beri rekomendasi bel saham TLKM di harga 4.500 dan ISAT di target 8.000
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Seorang wanita melintas di depan layar digital pergerakan harga saham di gedung BEI. Harga saham emiten sektor telekomunikasi diyakini akan berkinerja lebih baik pada masa depan. Kinerja sektor telekomunikasi akan didukung sejumlah faktor mulai dari jumlah pemain yang semakin sedikit hingga streaming piala dunia. Analis beri rekomendasi bel saham TLKM di harga 4.500 dan ISAT di target 8.000

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga saham emiten sektor telekomunikasi diyakini akan berkinerja lebih baik pada masa depan. Kinerja sektor telekomunikasi akan didukung sejumlah faktor mulai dari jumlah pemain yang semakin sedikit hingga streaming piala dunia. 

"Kami memberikan rating overweight untuk sektor telco," kata Analis Samuel Sekuritas Indonesia Ashalia Fitri Yuliana dalam risetnya dikutip Kamis (1/12). 

Menurut Ashalia, jumlah pemain industri telco saat ini lebih sedikit sehingga mendukung monetisasi data dalam jangka Panjang. Kinerja sektor juga akan ditopang efek musiman di kuartal IV antara lain perayaan Natal dan Tahun Baru. 

Meningkatnya permintaan untuk layanan data seluler dalam transisi bertahap menuju gaya hidup digital juga bakal berimbas positif terhadap kinerja sektor. Selain itu, streaming Piala Dunia 2022 melalui OTT diperkirakan akan sedikit mendorong pertumbuhan lalu lintas data. 

Di sisi lain, sektor ini juga memiliki risiko kemungkinan stagnasi monetisasi data. Dalam jangka pendek, Ashalia melihat perusahaan telco mungkin akan lebih berhati-hati dalam memonetisasi bisnis data mengingat kenaikan inflasi. 

"Meski demikian, kami tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang monetisasi data, didukung oleh pemulihan ekonomi," kata Ashalia

Terkait operational expenditure (opex), Ashalia memperkirakan sekitar tujuh persen dari opex perusahaan telco mendapat eksposur dari dolar AS. Sehingga jika rupiah terdepresiasi sebesar satu persen, laba perusahaan telco juga akan mengalami penurunan. 

Ashalia meperkirakan laba bersih PT Indosat Tbk (ISAT) pada 2023 akan menurun sekitar 2,6 persen, sementara laba PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) masing-masing akan turun 0,2 persen dan 1,2 persen. 

Ashalia merekomendasikan beli untuk EXCL dengan target harga 3.000. EXCL merupakan pilihan utama Samuel Sekuritas, mengingat rencana aksi korporasi dalam waktu dekat berupa rights issue untuk mengurangi utang. Kinerja EXCL juga akan didukung realisasi sinergi positif secara bertahap dengan LINK untuk pengembangan fixed mobile convergence (FMC).

Ashalia juga merekomendasikan beli untuk TLKM dengan target harga 4.500. Kinerja TLKM akan didukung jumlah pelanggan yang mungkin akan relatif lebih stabil di 2023 setelah sebelumnya menurun di sembilan bulan pertsma 2022. FMC dapat memperkuat kepemimpinan TLKM Group baik di sektor mobile maupun fixed broadband.

Selain itu, TLKM juga akan diuntungkan dengan neraca yang solid. Namun, mungkin masih ada sedikit tekanan untuk harga sahamnya karena masih belum jelasnya model bisnis, struktur, dan penghematan biaya dari FMC.

Sementara untuk ISAT, Ashalia merekomendasikan beli dengan target harga 8.000. ISAT menunjukkan optimismenya terkait sinergi yang akan datang, yang dapat meningkatkan profitabilitas ISAT dalam beberapa tahun ke depan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement