Ahad 11 Dec 2022 11:38 WIB

Mengapa Kaum Nabi Yunus Diberikan Kesempatan Tobat Sementara Firaun Tidak?

Firaun dan tentaranya tidak mendapatkan peluang tobat sebagaimana kaum Nabi Yunus

Ilustrasi para nabi dalam Alquran. Firaun dan tentaranya tidak mendapatkan peluang tobat sebagaimana kaum Nabi Yunus
Foto: republika
Ilustrasi para nabi dalam Alquran. Firaun dan tentaranya tidak mendapatkan peluang tobat sebagaimana kaum Nabi Yunus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Para nabi adalah hamba Allah SWT yang paling berat ujiannya. Tidak sedikit dari mereka yang mengalami ancaman sampai ke level pembunuhan. 

Nabi Yahya dibunuh oleh kaumnya saat beribadah di mihrab. Nabi Nuh diperolok-olok dengan berbagai macam cercaan. 

Baca Juga

Dalam surat Yunus, Allah SWT mencuplik kisah sebagian para nabi untuk menunjukkan sisi ketawakalan mereka kepada Allah SWT saat menjalani takdir. Tentang Nabi Nuh direkam pernyataannya: 

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ نُوحٍ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَقَامِي وَتَذْكِيرِي بِآيَاتِ اللَّهِ فَعَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوا أَمْرَكُمْ وَشُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ أَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوا إِلَيَّ وَلَا تُنْظِرُونِ

“Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.” (QS Yunus ayat 71). 

Begitu juga tentang Nabi Musa direkam pesannya: 

وَقَالَ مُوسَىٰ يَا قَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ

“Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri." (QS Yunus ayat 84). 

Kaumnya menjawab: 

فَقَالُوا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ “Lalu mereka berkata: "Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang'zalim.” (QS Yunus ayat 85).    

Kata tawakkaltu, tawakkaluu, tawakkalnaa ini memberikan pesan bahwa tugas seorang hamba dalam menjalani ujian sebagai takdir Allah hanyalah bertawakal. Maksud tawakal adalah melakukan ikhtiar secara maksimal lalu setelah itu serahkanlah kepada Allah SWT. 

Kisah Nabi Yunus dalam surat ini tidak banyak diceritakan. Kecuali hanya tentang kaumnya yang bertaubat pada saat tanda-tanda azab sudah tampak dengan jelas di depan mata mereka. 

Baca juga: Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat

Seketika Allah SWT mencabut azab tersebut dan menerima iman mereka sekalipun tidak ada Nabi Yunus di tengah-tengah mereka: 

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ

“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.”  (QS Yunus ayat 98). 

Sementara kepada Firaun saat mengatakan beriman dalam kondisi mau tenggelam, Allah SWT menjawab: "Al aana wa qad ashaita qablu (Baru sekarang kamu mau beriman, setelah sebelumnya kamu durhaka?!)." (QS Yunus ayat  91). 

Sebuah pertanyaan muncul, mengapa kaum Nabi Yunus diberi kesempatan untuk bertobat sementara Firaun tidak mendapatkannya? Dalam hal ini kita sebagai hamba-Nya hanya bisa meyakini bahwa Allah tidak pernah berbuat zalim. 

Ia Mahatahu tentang siapa yang berhak mendapatkan karunia-Nya dan siapa yang tidak. Ini pelajaran bahwa dalam menyikapi takdir-Nya kita hanya bisa bertawakal dan mengambil hikmahnya.  

 

 

*Naskah Dr Amir Faishol Fath MA, pendiri Yayasan Fath Qur’ani Center dan Lembaga Darut Tafsir Fath Institute, tayang di Harian Republika.    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement