REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Sabtu (7/1/2023) mengatakan, pemerintahnya siap untuk memberikan dukungan kepada penduduk negara bagian Australia Barat yang mengalami banjir.
Banjir di Kimberley dipicu oleh topan tropis yang membawa hujan lebat ke wilayah yang luas itu. Di antara lokasi yang paling terpukul adalah Fitzroy Crossing, sebuah kota berpenduduk sekitar 1.300. Albanese mengatakan, pemerintah bekerja secara konstruktif dengan pemerintah Australia Barat untuk prnanganan krisis.
"Banjir ini memiliki dampak yang menghancurkan, banyak dari komunitas ini adalah komunitas yang bekerja keras, dan sumber dayanya tidak ada di lapangan. Pemerintah siap memberikan dukungan apa pun yang diminta," kata Albanese kepada wartawan di Kota Geelong, di negara bagian Victoria, dilansir dari reuters, Sabtu.
Otoritas darurat Australia Barat mengatakan, pesawat Angkatan Pertahanan Australia digunakan untuk membantu komunitas yang dilanda banjir. Sementara helikopter Chinook sedang dalam perjalanan untuk membantu merelokasi penduduk yang terkena dampak.
Peramal cuaca nasional mengatakan cuaca buruk tidak lagi terjadi di negara bagian itu. Tetapi situasinya akan terus dipantau dan peringatan lebih lanjut akan dikeluarkan jika perlu.
Keadaan darurat di ujung barat laut Australia terjadi setelah banjir di timur Australia selama dua tahun terakhir karena peristiwa cuaca La Nina. Beberapa daerah di Australia telah mengalami empat krisis banjir besar sejak tahun lalu.