Senin 16 Jan 2023 04:35 WIB

Pertumbuhan China pada 2022 Berpotensi Jadi yang Terlemah dalam Empat Dekade

Pertumbuhan ekonomi Cina pada 2022 diperkirakan menjadi yang terlemah dalam 40 tahun.

Seorang wanita yang mengenakan masker berjalan di samping area produk makanan segar di sebuah supermarket di Beijing, China, 16 Desember 2022. Pertumbuhan ekonomi Cina pada 2022 diperkirakan akan menjadi yang terlemah dalam empat dekade terakhir.
Foto: EPA-EFE/WU HAO
Seorang wanita yang mengenakan masker berjalan di samping area produk makanan segar di sebuah supermarket di Beijing, China, 16 Desember 2022. Pertumbuhan ekonomi Cina pada 2022 diperkirakan akan menjadi yang terlemah dalam empat dekade terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, Pertumbuhan ekonomi Cina pada 2022 diperkirakan akan menjadi yang terlemah dalam empat dekade terakhir. Berdasarkan perkiraan analis, hal itu disebabkan oleh krisis akibat pandemi dan buruknya sektor properti. Pertumbuhan ekonomi Cina akan diumumkan secara resmi pada Selasa (17/1/2023).

Dikutip dari Zawya, 10 pakar ekonomi yang diwawancarai AFP memberikan rata-rata proyeksi pertumbuhan sebesar 2,7 persen (yoy) untuk negara ekonomi kedua terbesar di dunia itu. Angka itu melorot tajam dari pertumbuhan ekonomi Cina pada 2021 yang mencapai 8 persen.

Baca Juga

Angka itu berpotensi menjadi pertumbuhan terlambat sejak kontraksi 1,6 persen pada 1976 yang menjadi tahun meninggalnya Mao Zedong. Kondisi itu juga dikecualikan dari pertumbuhan pada 2020. 

Beijing sebenarnya memasang target pertumbuhan sebesar 5,5 persen pada 2022. Akan tetapi, hal ini terganggu oleh kebijakan zero-Covid dari Pemerintah Cina. Kebijakan itu mengerem aktivitas manufaktur dan juga konsumsi masyarakat.

 

Lockdown ketat, karantina, dan kewajiban untuk pengetesan massal memicu penutupan fasilitas manufaktur dan bisnis di berbagai kawasan industri. Salah satunya di Zhengzhou yang merupakan lokasi pabrik iPhone terbesar di dunia. Hal itu juga membuat gangguan terhadap rantai pasok global.

Beijing kini telah melonggarkan pengetatan pandemi setelah tiga tahun menerapkan penanganan Covid paling ketat sedunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement