Sabtu 04 Feb 2023 14:52 WIB

KJRI Target Produk Indonesia Penuhi 30 Persen Kebutuhan Haji

Nilai makanan dan minuman konsumsi jamaah haji Indonesia mencapai Rp 500 miliar.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Fuji Pratiwi
Jamaah haji kloter pertama tiba di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (16/7/2022). KJRI Jeddah mengupayakan produk Indonesia bisa memenuhi 30 persen kebutuhan jamaah haji di Arab Saudi.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Jamaah haji kloter pertama tiba di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (16/7/2022). KJRI Jeddah mengupayakan produk Indonesia bisa memenuhi 30 persen kebutuhan jamaah haji di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono menegaskan pihaknya terus berupaya membuka kran ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi. Ini menjadi program strategis mengingat jumlah jamaah haji Indonesia adalah yang terbesar di dunia.

"Kami targetkan dalam tiga tahun ke depan, kita bisa penuhi 30 persen kebutuhan makanan dan minuman untuk jamaah haji kita," ujar Eko Hartono dalam keterangan yang didapat Republika, Sabtu (4/2/2023).

Baca Juga

Selama ini, proporsi produk Indonesia yang dikonsumsi jamaah haji Indonesia masih sangat kecil, baru sekitar 10 persen. Padahal, menurutnya nilai makanan dan minuman yang dikonsumsi jamaah haji Indonesia mencapai Rp 500 miliar.

Salah satu upaya yang dilakukan KJRI untuk mencapai target 30 persen ini adalah dengan menggelar Indonesian Hajj Expo (IHE). IHE digelar dua hari, 1-2 Februari 2023 di Balai Nusantara, Wisma Konjen RI Jeddah. Kegiatan ini diikuti oleh 21 eksportir Indonesia dan sembilan importir produk Indonesia di Saudi. Selain itu, turut hadir sekitar 40 perusahaan penyedia layanan katering di Saudi, baik dari Makkah maupun Madinah.

Eko menyebut lebih 300 pengunjung hadir dalam IHE 2023. Selain eksportir Indonesia, importir Saudi dan katering Saudi, hadir juga Kadin Indonesia, Kadin Makkah dan Jeddah, serta perwakilan dari Kementerian Agama, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Dengan mempertemukan calon pemasok Indonesia dengan pengguna dari Saudi, diharapkan akan tercapai kesepakatan dagang dengan harga dan kualitas produk yang baik untuk haji, khususnya untuk makanan dan minuman," lanjut dia.

Eko menilai, IHE 2023 mendapat sambutan positif dari Arab Saudi, khususnya para importir. Namun, pihak eksportir Indonesia harus dapat memenuhi persyaratan agar produknya bisa masuk, terutama dari Saudi Food and Drug Authority (SFDA). Tanpa sertifikasi SFDA ini, produk Indonesia sulit masuk, sehingga itu harus segera diselesaikan.

"Sebagian dalam proses, seperti beras dan ikan. Ke depan, kami sudah minta pengusaha kita untuk terus proses perizinan untuk produk-produk lainnya sehingga tahun-tahun berikutnya dapat masuk Saudi dan bisa dipakai haji," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement