Jumat 24 Mar 2023 22:14 WIB

Gagalnya Pembuktian Senjata Pemusnah Massal Irak, Dosa Sejarah Intelijen Amerika Serikat?

Intelijen Amerika Serikat akui kesalahannya terkait senjata pemusnah massal di Irak

Rep: Amri Amrullah / Red: Nashih Nashrullah
Patung Saddam diruntuhkan di Baghdad pada 2003. Intelijen Amerika Serikat akui kesalahannya terkait senjata pemusnah massal di Irak
Foto:

Pendukung mengatakan ODNI dapat menengahi di antara lembaga lain, yang seringkali memiliki keahlian dan budaya yang sangat berbeda. Sedangkan yang lain mengkritik ODNI sebagai lapisan birokrasi yang tidak perlu.

CIA mengubah program pelatihannya bagi para analis untuk menekankan studi alternatif dan penggunaan "tim merah" yang menantang kesimpulan. Itu juga memaksa lebih banyak berbagi informasi sehingga analis dapat mengevaluasi sumber laporan spesifik dengan lebih baik.

Michael Allen, yang bekerja di Gedung Putih era pemerintahan Bush dan menulis buku "Blinking Red" tentang perombakan intelijen pada 2004, mengatakan pejabat AS setelah Irak lebih cenderung menerima perbedaan pendapat dalam intelijen.

Allen mencatat sebagai contoh penilaian Departemen Energi baru-baru ini bahwa virus Covid-19 kemungkinan besar bocor dari laboratorium Cina. FBI juga mendukung hipotesis kebocoran laboratorium, tetapi lembaga lain mengatakan virus itu kemungkinan besar ditularkan dari hewan ke manusia atau menolak untuk mengambil sikap.

"Amerika Serikat belajar untuk tidak mengiyakan data informasi intelijen begitu saja, tetapi untuk benar-benar memeriksa dasar kesimpulan yang dibuat dan untuk mendengarkan pandangan berbeda di antara berbagai lembaga dalam komunitas intelijen," kata Allen, yang sekarang direktur pelaksana dari Washington-based Beacon Global Strategies.

Ukraina telah menjadi titik terang bagi intelijen Amerika Serikat. Pemerintahan Biden telah memberikan informasi kepada Kiev untuk Ukraina guna memperkuat pertahanannya dan mendeklasifikasi temuan intelijen tentang niat Rusia untuk mencoba memengaruhi Moskow dan membangun dukungan sekutu.

Dan sementara mereka dengan tepat memprediksi niat Rusia untuk menyerang, agen mata-mata salah percaya pasukan Ukraina akan jatuh dalam beberapa minggu.

Saat berada di Kongres, Crow telah mendesak badan-badan tersebut untuk meninjau kembali bagaimana mereka menilai kemampuan pemerintah asing untuk berperang. Intelijen AS dua tahun lalu salah memproyeksikan pemerintah yang didukung Washington di Kabul akan bertahan beberapa bulan setelah penarikan Amerika dari Afghanistan.

“Kami telah hidup dengan hantu Irak selama dua dekade dan itu memengaruhi kredibilitas kami,” kata Crow. “Sekarang kami mulai menemukannya lagi. Ini adalah kesempatan besar bagi kami untuk mempelajari pelajaran dari masa lalu dan melakukannya dengan lebih baik di masa mendatang.”

Tapi hantu-hantu itu tetap ada. Duduk di kantornya untuk wawancara baru-baru ini, Crow mengatakan dia memahami batasan dari apa yang dapat dilakukan militer dan pentingnya menggunakan angkatan bersenjata dengan benar.

Sambil Crow, mengenang perjalanan hidupnya, bahwa dia memang ingin mendaftar di Garda Nasional Wisconsin setelah lulus dari SMA swasta dan langsung bertugas aktif setelah kejadian 11 September 2001.

Dia juga menunjuk ke sebuah foto di dinding di seberang rak dengan kenang-kenangan Perang Iraknya. Termasuk foto kompi pasukannya di Fort Bragg, sebuah pangkalan Angkatan Darat di North Carolina, sebelum mereka ditugaskan pergi ke Timur Tengah.

“Ada pria di foto itu yang meninggal, yang sudah tidak ada di sini lagi,” katanya. "Aku juga memikirkan orang-orang itu," kenangnya.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement