Kamis 30 Mar 2023 17:04 WIB

Produk Syariah Semakin Diminati Nasabah Non Muslim

Produk keuangan syariah dinilai lebih adil dan transparan.

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja Bank Syariah (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pekerja Bank Syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut produk keuangan syariah semakin diminati nasabah nonmuslim. Adapun beberapa jenis produk yang berbasis bagi hasil dan jual beli dengan angsuran tetap dianggap lebih fair dan transparan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan saat ini tren di dunia masyarakat di luar Islam semakin minat dengan produk keuangan syariah, sehingga momentum ini harus disambut oleh Indonesia.

Baca Juga

“Produk keuangan syariah bukan hanya khusus muslim tapi seluruhnya. Tren di luar Islam memiliki produk keuangan syariah karena lebih baik, jadi peluang ini harus ditangkap secara baik dan bersama-sama,” ujarnya saat acara Ekonomi Syariah 2023, Kamis (30/3/2023).

Dia optimistis Indonesia berpeluang besar menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia. Hal ini didukung dengan potensi pangsa pasar yang luas dan industri keuangan syariah yang semakin bertumbuh.

"Ke depan tentu sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar secara global serta jaringan industri keuangan syariah yang tersebar seluruh wilayah. Indonesia tentu memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia," ucapnya.

Sementara itu Direktur Finance & Strategy PT Bank Syariah Indonesia Tbk Ade Cahyo Nugroho menambahkan diperlukan inovasi yang dilakukan perbankan syariah, seperti dari level pricing dibandingkan perbankan umum berskala besar. 

“Jadi inovasi terpenting misal dari level pricing. Saat ini BSI melakukan kredit penyaluran rumah. Alhasil, demand-nya besar menarik daya beli masyarakat,” ucapnya.

Tak hanya itu, menurutnya, perusahaan juga melakukan aksi korporasi agar mampu bersaing dengan perbankan umum berskala besar. “Memang harus ada langkah-langkah aksi korporasi seperti merger, sehingga bisa bersaing dengan perbankan besar,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement