REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pemerintahannya sangat menginginkan normalisasi diplomatik dengan Arab Saudi. Menurut Netanyahu normalisasi dengan Riyadh akan menjadi lompatan besar dalam mengakhiri konflik Arab-Israel.
“Kami menginginkan normalisasi dan perdamaian dengan Arab Saudi. Kami melihat itu mungkin sebagai lompatan besar untuk mengakhiri konflik Arab-Israel,” kata Netanyahu dalam pertemuannya dengan Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham di Yerusalem, Senin (17/4/2023), dikutip laman Al Arabiya.
Netanyahu berpendapat, normalisasi diplomatik dengan Saudi dapat memiliki konsekuensi monumental. “Konsekuensi bersejarah, baik bagi Israel, Arab Saudi, kawasan, dan dunia,” ucapnya.
Itu bukan pertama kalinya Netanyahu menyatakan ingin memulihkan hubungan dengan Saudi. Dia sempat mengutarakan hal serupa pada Februari lalu. “Menjalin hubungan yang hangat dengan Arab Saudi akan mengubah hubungan Israel dengan seluruh dunia Arab,” ucapnya 19 Februari lalu dilaporkan Times of Israel.
Menurut Netanyahu, jika Israel bisa menormalisasi hubungan diplomatik dengan Saudi, hal itu akan mengakhiri konflik Israel-Arab. Oleh sebab itu, normalisasi relasi dengan Riyadh bakal meluncurkan perubahan bersejarah dalam posisi Israel di Timur Tengah. “Ini (normalisasi hubungan dengan Saudi) adalah tujuan yang sedang kami kerjakan secara paralel dengan tujuan menghentikan Iran. Keduanya saling terkait,” kata Netanyahu, dikutip Jerusalem Post.
Sejauh ini Saudi tidak menggubris keinginan Israel untuk melakukan normalisasi hubungan dengannya. Saudi pun telah beberapa kali menegaskan bahwa mereka tetap berpegang pada Inisiatif Perdamaian Arab. Artinya pembukaan hubungan resmi dengan Israel hanya akan dilakukan jika mereka telah hengkang dari wilayah yang didudukinya, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon.
Di tengah upaya Israel membuka hubungan dengan Saudi, pada Maret lalu Riyadh justru memulihkan relasi diplomatiknya dengan Iran. Cina menjadi mediator dalam rekonsiliasi Iran dan Saudi. Israel memandang pemulihan hubungan antara Riyadh dan Teheran merupakan kemunduran bagi tujuannya membuka relasi resmi dengan Saudi.
Pada 2020, Israel berhasil menormalkan hubungan dengan empat negara Arab, yakni Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko. Perjanjian normalisasi yang dimediasi oleh AS itu dikenal sebagai Abraham Accords. Israel menginginkan lebih banyak negara bergabung dalam Abraham Accords. Selain Saudi, Israel turut membidik normalisasi diplomatik dengan Indonesia.