Ahad 03 Dec 2023 12:12 WIB

Indonesia Ajukan Gugatan ke Uni Eropa Terkait Baja Nirkarat

Saat ini permintaan ekspor baja ke Eropa sedang meningkat.

Ilustrasi Seorang pekerja mengecek baja lembaran di pabrik baja (ilustrasi).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Ilustrasi Seorang pekerja mengecek baja lembaran di pabrik baja (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia secara resmi telah mengajukan gugatan terhadap Uni Eropa terkait dengan pengenaan bea masuk antidumping (BMAD) baja nirkarat ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Internasional Bara Krishna Hasibuan mengatakan kasus ketiga Indonesia di WTO ini berkaitan produk lempeng baja canai dingin nirkarat (stainless steel cold-rolled flat/SSCRF).

Baca Juga

"Kita mengajukan case ketiga. Jadi, mereka meng-imposed UE (Uni Eropa) additional import duty," ujar Bara saat berbincang di Timika, Papua Tengah, Ahad (3/12/2023).

Uni Eropa mengenakan bea masuk penyeimbang (BMP) atau countervailing duty atas SSCRF India dan Indonesia. BMP yang dikenakan ke Indonesia sebesar 21 persen dan India 7,5 persen, sedangkan BMAD yang dikenakan Uni Eropa sebesar 10,2 sampai 31,5 persen sejak 2021.

Bara mengatakan Indonesia dituding mendapat subsidi dari pemerintah Cina lantaran negara tersebut mendirikan perusahaan baja di Tanah Air. "Bagi UE itu unfair practices, jadi sama saja UE membeli produk Cina, tapi pabriknya di Indonesia, tapi disubsidi oleh Pemerintah Cina. Mungkin tahun depan dibahas, kita sudah ajukan secara resmi," kata Bara.

Bara menyampaikan saat ini permintaan ekspor baja ke Eropa sedang meningkat. Dengan adanya BMAD dan BMP, kerugian yang dialami Indonesia dalam setahun bisa mencapai 40 juta euro atau Rp 569,1 miliar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement