Hindari Tiga Perkara Ini Agar Puasa Ramadhan Kita tidak Sia-Sia

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil

Ahad 25 Feb 2024 16:38 WIB

Bulan Ramadhan sebentar lagi berakhir, bagaimana cara menjaga semangat ibadah usai Ramadhan? Foto: Republika Bulan Ramadhan sebentar lagi berakhir, bagaimana cara menjaga semangat ibadah usai Ramadhan?

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Puasa Ramadhan adalah salah satu dari rukun Islam, sehingga hukum puasa Ramadhan adalah wajib bagi umat Islam. Kewajiban puasa ini, tentu setara dengan besarnya pahala dan keberkahannya yang berlimpah di dalamnya.

Untuk menyambut bulan yang mulia ini, tentu kita harus mempersiapkan dengan sebaik mungkin, agar jangan sampai, bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan ini kita lewati dengan sia-sia, dan puasa kita tidak berarti apa-apa selain hanya untuk menahan lapar dan dahaga.

Baca Juga

Karena menurut Nabi saw, banyak dari umat Islam yang ternyata tidak memanfaatkan bulan puasa ini dengan sebaik-baiknya, bahkan tidak merasakan sedikitpun dari keistimewaan bulan puasa ini.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thabraniy dalam Al Kabir) 

Apa yang menyebabkan amalan puasa mereka tidak dianggap? Bukankah sangat sia-sia dia menahan lapar sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam? 

Dikutip dari buku “Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan: Panduan Lengkap Menyambut Bulan Ramadhan dari Sebelum Ramadhan Sampai Setelahnya” karya Abu Maryam Kautsar Amru, puasa seseorang menjadi sia-sia ketika puasanya hanya mengugurkan kewajiban semata. Puasanya tetap sah, karena tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan puasanya batal, namun puasanya telah dirusak dan tidak ada nilai pahala di dalamnya.

 Berikut ini tiga perkara yang menyebabkan puasa seseorang hanya berakhir sia-sia, 

1. Perkataan dusta dan fitnah (az-zuur)

 Rasulullah bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

 "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan az-zuur (dusta dan fitnah) dan malah mengamalkannya (dalam bentuk perbuatan), maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan." (HR. Bukhari hadits no. 1903).

 2. Perkataan yang sia sia (al-laghwu), kotor dan seronok (ar-rofats)

 Rasulullah bersabda: 

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

"Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan laghwu (sia sia) dan rofats (kotor dan seronok). Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya,

"Aku sedang puasa, aku sedang puasa"." (HR. Ibnu Majah dan Hakim)

 3. Melakukan berbagai macam kemaksiatan.

 Ingatlah bahwa selama bulan Ramadhan ini Allah swt telah membelengguh syaitan dan menutup rapat pintu neraka, sehingga umat Islam dapat dengan khusyu beribadah dan meningkatkan amalan-amalan saleh lainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah. 

Namun jika masih ada manusia yang berbuat buruk, bermaksyiat, dan mengumbar syahwat,  hal ini disebabkan karena kebiasaan buruk dan nafsu yang ada dalam diri manusia itu sendiri yang tidak dijaga sehingga masih bisa menyesatkan.

 Orang-orang yang tetap mengerjakan keburukan dan kemaksyiatan seperti ini tidak mendapatkan pahala apa-apa dari puasanya, kecuali hanya lapar dan dahaga saja. Walaupun puasanya sah tidak batal. Dan orang seperti ini banyak jumlahnya, sebagaimana yang disebutkan sendiri oleh Rasulullah shalalloohu 'alaihi wa sallam

رُبَّ صَاىِٔمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ

 "Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR. Ibnu Majah)

 

 

Terpopuler