Selasa 07 Mar 2017 07:51 WIB

Dituding Terkait Teroris, Ini Klarifikasi Zakir Naik

Dr Zakir Naik (kanan) dan Ustaz Ahmad Buchory Muslim.
Foto: Foto: An-Nahl Institute
Dr Zakir Naik (kanan) dan Ustaz Ahmad Buchory Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendakwah Zakir Naik datang ke Indonesia pekan lalu. Ia menemui sejumlah ulama seperti Arifin Ilham hingga Ustaz Yusuf Mansur.

Pada Sabtu (4/3) kemarin, ia juga menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla. Namun seperti kunjungannya ke sejumlah negara sudah-sudah, kabar tak sedap pun muncul.

Ia dituding mendanai gerakan ISIS. Adalah seorang jebolan stand comedy yang menudingnya terkait gerakan ISIS. Komedian itu bahkan mennyinggung JK yang hangat menjamu Zakir Naik.

Di negara asalnya, India, otoritas terkait juga mengincar dan mencoba menghubungkannya dengan teroris. Sementara beberapa waktu lalu di Malaysia, sejumlah aktivis menilai Zakir sebagai ancaman nasional. Mereka pun menggugat Pemerintah Malaysia yang dinilai menampung Zakir Naik.

Namun, semua tudingan itu telah dibantah Zakir Naik. Pada pertengahan 2016, seperti dikutip the Hindu, Zakir Naik menegaskan, "Pernyataan saya telah diterjemahkan di luar konteks. Ada setengah kalimat saya dan dipelintir. Saya adalah pembawa pesan perdamaian. Adalah hal sangat dikecam apakah itu Muslim atau non-Muslim melancarkan serangan teror kepada sesama umat manusia. Saya tidak pernah mendukung hal itu."

Terkait tudingan ia memicu aksi teror, Zakir Naik menegaskan, memiliki hak untuk menyampaikan pendapat. Ia pun meyakini Islam adalah agama yang terbaik. Alquran pun telah menyampaikan hal tersebut.   

Baca juga,  Zakir Naik Dinilai Sebagai Dai yang Luar Biasa, Ini Alasannya.

Dr Zakir Naik dikenal luas secara internasional sebagai pembicara umum Muslim dan penulis hal-hal tentang Islam dan perbandingan agama. Yang menarik, ia adalah seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran University of Mumbai, India. Ia sempat bekerja sebagai dokter di Mumbai, sebelum akhirnya memutuskan beralih menjadi seorang pendakwah pada 1991.

“Dr Zakir Naik adalah dai luar biasa. Beliau bukan lulusan universitas atau perguruan tinggi Islam tapi mampu menguasai Alquran dengan baik, hafal, dan menguasai Injil, Weda, dan lain-lain,” ujar Direktur An Nahl Institute Jakarta Ustaz Ahmad Buchory Muslim usai pertemuannya dengan Dr Naik bersama sejumlah ulama di Jakarta, Kamis (2/3) malam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement