Senin 26 Jan 2015 20:03 WIB

Es di Antartika Meleleh, Permukaan Air Laut Berpotensi Naik 6 Meter

Red:
Gletser ‘Totten’ di timur Antartika berukuran sebesar dua kali luas negara bagian Victoria dan mengandung air yang cukup untuk menaikkan level permukaan air laut setinggi 6 meter.
Foto: Esmee van Wijk/CSIRO
Gletser ‘Totten’ di timur Antartika berukuran sebesar dua kali luas negara bagian Victoria dan mengandung air yang cukup untuk menaikkan level permukaan air laut setinggi 6 meter.

REPUBLIKA.CO.ID, HOBART -- Ilmuwan Australia mengungkapkan, air laut yang hangat melelehkan salah satu gletser (bongkahan es) terbesar di dunia, berpotensi menyebabkan kenaikan permukaan air laut setinggi 6 meter.

Kapal pemecah es asal Australia, Aurora Australis, baru saja kembali ke Hobart dari Antartika, membawa satu tim berisi 23 ilmuwan yang telah menggunakan teknologi baru untuk mengumpulkan sampel air di dekat gletser ‘Totten’.

Dengan luas 538 ribu kilometer persegi, gletser ‘Totten’ berukuran dua kali lipat dari luas negara bagian Victoria.

Steve Rintoul dari Pusat Kerja Sama Penelitian Iklim dan Lingkungan Australia mengatakan, hasil temuan menunjukkan gletser ‘Totten’ sedang meleleh karena air laut di bawahnya. "Hasil pengukuran yang kami lakukan memberi bukti utama bahwa air laut yang hangat telah mencapai gletser dan bisa mendorong pencairan gletser dari bawah," katanya baru-baru ini.

Gletser ‘Totten’ mengandung air yang cukup untuk menaikkan permukaan laut setinggi 6 meter. Para ilmuwan mengatakan, gletser itu telah menipis selama 15 tahun terakhir. "Kami dulu berpikir gletser di Antartika timur kemungkinan tidak akan terpengaruh oleh laut karena mereka sangat jauh dari air laut yang hangat," jelasnya.

Ia lantas mengungkapkan, "Fakta bahwa hal itu berubah adalah sesuatu yang baru, kami terbiasa berpikir bahwa gletser di timur Antartika sangat stabil dan tak mungkin berubah."

Namun ia menyebut, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah gletser itu mencair sebagai akibat dari perubahan iklim global. "Apa yang tak bisa disampaikan dari pengamatan kami adalah bagaimana hal itu berubah dari waktu ke waktu, karena ini adalah pertama kalinya pihak manapun telah membuat pengukuran di daerah ini," katanya.

"Pengukuran yang kami lakukan di sini sangat penting untuk menetapkan patokan yang dapat digunakan untuk menilai perubahan di masa depan," tambahnya.

Kapal Aurora Australis pergi ke titik yang belum pernah dicapai

Tony Worby, dari pusat penelitian yang sama dengan Steve, mengatakan, studi ini adalah sebuah terobosan.

"Tak ada kapal yang pernah mencapai lokasi yang ditembus Aurora Australis, kapal ini berhasil melewati bagian depan gletser ‘Totten’," utaranya.

Ia menerangkan, "Selama satu atau dua tahun berikutnya, kami akan memproses semua data itu dan memperkirakan bagaimana air laut yang hangat mempengaruhi gletser."

Hasil dari ekspedisi ini akan digunakan sebagai patokan untuk perjalanan di tahun depan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement