Senin 23 Oct 2017 09:04 WIB

Australia Risaukan Rencana Jalur Sutra Baru Cina

Diagram Rencana Cina untuk 'Jalur Sutra Baru'
Foto: ABC
Diagram Rencana Cina untuk 'Jalur Sutra Baru'

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Upaya triliunan dolar oleh Cina untuk mendominasi perdagangan global ditolak oleh figur keamanan nasional senior Australia yang mengkhawatirkan konsekuensi strategis serius jika Australia terlibat secara formal.

ABC telah mengonfirmasi kepala departemen imigrasi dan pertahanan adalah yang termasuk menentang inisiatif ambisius "Satu Jalur Satu Jalan" dari Beijing, dengan tegas menyarankan pemerintahan Turnbull awal tahun ini untuk tidak bergabung.

Sejumlah sumber pemerintah mengatakan kepada ABC rencana Cina itu juga telah memicu perpecahan di dalam Departemen Urusan Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT), dimana birokrat perdagaan umumnya mengarah untuk bergabung sementara korps diplomatik tidak berminat.

Sejauh ini, 68 negara termasuk Selandia Baru telah bergabung dengan proyek Presiden Cina Xi Jinping yang ingin mendanai rencana negaranya untuk memperbesar kekuatannya di regional dan lebih luas lagi. "Pertimbangan ekonomi bagi Australia untuk bergabung secara formal jelas tidak menguntungkan," seorang figur senior di pemerintahan mengatakan kepada ABC.

"Kami melihat sangat kecil tambahan manfaat ekonomi jika bergabung, tapi banyak konsekuensi negatif jika kita menerima tawaran Beijing."

Di bawah rencana besar yang pertama kali dibuka pada 2013, Cina ingin ingin menghidupkan kembali jaringan kuno daratan dan lautan jalur perdagangan sutra dan telah menghabiskan miliaran dolar untuk proyek infrastruktur baru seperti jalan, jalur kereta api, pelabuhan dan koridor maritim.

Kereta pembawa barang di beberapa jalur paralel
Kota Chongqing, selatan Cina mengirimkan barang ke Asia Tengah, Rusia dan Eropa dengan kereta sepanjang 2 kilometer.

ABC News: Matthew Carney

Proyek yang berbasis di daratan adalah "jalur (belt)" sementara "jalan (road)" adalah rute maritim yang akan menghubungkan provinsi selatan Cina ke Asia Tenggara dan pantai timur Afrika dengan pelabuhan dan jalur kereta.

Saat Kongres Partai Komunis ke-19 pekan lalu Presiden Cina lagi menekankan inisiatif ini dan mennyatakan harapannya semakin banyak negara untuk bergabung segera. "Ekonomi yang terbuka akan membaik sementara yang tertutup akan ketinggalan di belakang," kata Xi dalam pidato di Gedung Besar Rakyat Beijing dalam pembukaan Kongres.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/australia-khawatirkan-niat-china-dominasi-perdagangan-global/9076168
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement