REPUBLIKA.CO.ID,RAMALAH -- Pembicaraan rekonsiliasi Palestina terus berlangsung antara Hamas dan Fatah. Aljazeera, Selasa (28/11), melaporkan, faksi Fatah tidak mengajukan syarat pelucutan senjata Hamas ke dalam pembicaraan tersebut.
Hal itu disampaikan juru bicara Fatah, Usamah al-Qawasmi. Seperti diketahui, Hamas memiliki sayap organisasi kemiliteran, Brigade al-Qassam, yang selama ini ikut berjuang melawan Israel dengan jalan senjata. Lebih lanjut, Usamah menegaskan bahwa Palestina sebagai negara berdaulat tentunya memerlukan angkatan bersenjata yang kompeten.
Faksi Fatah ingin mendiskusikan dengan Hamas tentang isu-isu keamanan. Bagaimanapun, pemerintah Palestina tidak bisa beroperasi dan menerapkan rencana-rencana keamanannya di Jalur Gaza tanpa kekuatan militer, jelas Usamah al-Qawasmi kepada Aljazeera, Senin (27/11).
Sebelumnya, pejabat Hamas, Khalil al-Hayya, mengadakan jumpa pers terkait pertemuan para perwakilan kedua faksi di Kairo, Mesir, beberapa hari lalu. Pertemuan tersebut dihadiri 13 pejabat politik dari Hamas dan Fatah.
Pada 12 Oktober lalu, pemimpin Hamas dan Fatah menandatangani perjanjian rekonsiliasi di Kairo, Mesir. Dokumen bersejarah ini menandakan awal baru bagi kedua faksi yang 11 tahun lamanya saling berseberangan.