Selasa 20 Mar 2018 21:18 WIB

Bom Kelima Meledak di Texas AS

Rangkaian bom dicurigai merupakan perbuatan pengebom berantai.

Red: Nur Aini
Bom (Ilustrasi)
Bom (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Bom rakitan meledak di pusat pengiriman barang FedEx pada Selasa (20/3). Peristiwa yang merupakan ledakan kelima dalam bulan ini di Texas tersebut melukai satu orang.

Ledakan tersebut terjadi secara beruntun di Austin, tempat empat kejadian pengeboman lain. Pejabat setempat mengatakan tidak meyakini ledakan di sarana FedEx dekat San Antonio, adalah perbuatan "pengebom berantai". Polisi mengkhawatirkan pengebom berantai kemungkinan bertanggung jawab atas empat bom sebelumnya, yang menewaskan dua orang dan melukai enam orang.

Tiga yang pertama adalah bom kemasan, yang ditinggalkan di depan pintu perumahan, sedangkan bom keempat pada Ahad lalu tampaknya dibuat dengan pemicu kawat. Polisi memperingatkan bahwa bom terbaru memiliki rancangan lebih canggih daripada yang lain.

Paket itu meledak tak lama setelah tengah malam di sebuah fasilitas pengiriman di Schertz, Texas, di luar San Antonio, sekitar 105 kilometer arah selatan Austin, kata Departemen Pemadam Kebakaran San Antonio di Twitter.

Lembaga dari Biro Investigasi Federal dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak ada di tempat kejadian dan sedang menyelidiki.

"Kami sedang menyelidiki hal itu karena kemungkinan terkait dengan penyelidikan terbuka kami," kata juru bicara FBI Michelle Lee kepada surat kabar Austin American-Statesman. "Kita tidak dapat mengetahui secara pasti sampai kita memiliki kesempatan untuk melihat bukti itu sendiri."

Karyawan terluka, yang tidak disebutkan identitasnya, dibawa ke rumah sakit karena luka-luka yang oleh pejabat setempat dianggap tidak mengancam jiwa. Sekitar 75 orang bekerja di sarana tersebut pada saat itu, kata petugas pemadam kebakaran.

Polisi tidak segera mengatakan jika ledakan tersebut tampaknya terkait dengan empat ledakan lainnya. Keempat perangkat itu mirip dalam konstruksinya, menunjukkan perangkat tersebut karya dari pembuat bom yang sama, kata para pejabat.

Dua bom pertama menewaskan pria kulit hitam. Penyelidik meyakini bahwa bom ketiga, yang melukai seorang wanita latin, kemungkinan dimaksudkan untuk rumah keluarga kulit hitam. Hal itu meningkatkan kemungkinan kejadian tersebut merupakan kejahatan kebencian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement